Dalam
Al-qur'an redaksi kalimat tuk menjelaskan tentang proses penciptaan, sering
menggunakan redaksi kata جَعَلَ dan خَلَقَ . Dua redaksi kalimat tadi dalam Al-qur’an
selalu disandingkan dengan proses penciptaan alam semesta beserta isinya. Dua
kata tadi kalau sepintas memiliki makna yang sama yaitu menciptakan atau
mengkreasi atau menjadikan. Tapi kalau diteliti memiliki perbedaaan yang
prinsipil dan jelas. Dengan memahami maknanya akan terbuka fakta-fakta
tentang penciptaan Alam semesta yang selama ini belum terungkap. Ini sebagai
bahan awal, silahkan sahabat semua teliti dan kaji ayat-ayat qur’an dengan
memakai dua redaksi kalimat diatas. Mari kita bahas satu bersatu dan selamat
mengkaji:
1. Kata خَلَقَ
diartikan sebagai: menumbuhkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya
(menciptakan). Secara bahasa, خَلَقَ (khalaqa, menciptakan) artinya:
yang bisa kita sederhanakan menjadi: menciptakan sesuatu sejak semula atau
menjadi sebab awal maujudnya sesuatu.
Sedangkan جَعَلَ (ja’ala,
menjadikan) artinya: yakni membuat sesuatu dalam rangka menyediakan sesuatu itu
kepada sesuatu yang lain yang sudah ada sebelumnya.
Jadi
sama-sama perbuatan mencipta/menjadikan, tetapi bisa kita lihat bahwa perbuatan
خَلَقَ
(khalaqa, menciptakan) lebih dahulu daripada perbuatan جَعَلَ (ja’ala,
menjadikan).
Pengurutan
ini bisa kita ketemukan di banyak tempat di dalam al-Qur’an; umpamanya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
[6:1] Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang, namun orang-orang yang
kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (SURAT AL AN'AAM
(Binatang ternak) ayat 1)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ
نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
[25:54] Dan
Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah {1071} dan adalah Tuhanmu Maha
Kuasa. (AL FURQAAN (PEMBEDA) ayat 54)
2.
Lafadh خَلَقَ
biasa digunakan/pelakunya hanya untuk Allah, Sedangkan جَعَلَ, bisa
digunakan/pelakunya untuk selain Allah.
Jadi :
setiap kata
“khalaqa” , maka disana semata-mata Allah saja yang berperan menciptakannya,
tanpa ada campur tangan makhluk lain. Ssementara bila kata “ja’ala”, maka ada
campur tangan makhluk lain didalamnya(silahkan diteliti dua kata tersebut dalam
ayat-ayat Allah dan renungkan kedalaman isinya).
Sebagai
contoh Silahkan Teliti ayat dibawah ini :
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
[30:21] Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir. (AR-RUUM (BANGSA RUMAWI) ayat 21)
Mengapa
pada ayat diatas tatkala Allah mengatakan menciptakan manusia, memakai
kata “ Khalaqa”, sedangkan ayat selanjutnya pada ayat diatas juga,
tatkala mengatakan “menjadikan diantara kamu“, memakai kata “
Ja’ala “, bukankah kedua arti diatas sama-sama berartikan
“menjadikan/menciptakan..?”.
Coba kita
lihat, betapa telitinya Allah dalam memasangkan kata perkata sesuai dengan
maknanya yang terkandung.
Didalam
AlQuran, pemakaian kata diatas berbeda untuk setiap maknanya,
Pada kata
pertama dalam ayat diatas, Allah mengatakan menciptakan manusia. Jadi
benar-benar Allah yang menciptakan manusia itu tanpa ada campur tangan makhluk
lainnya, sementara pada kata kedua dipakai kata “ ja’ala”.Dan menjadikan
diantara kamu cinta dan kasih sayang.Ini bermaknakan, bahwa dalam menciptakan
atau menjadikan pernikahan itu menjadi sebuah cinta dan kasih sayang, bukan
hanya Allah saja yang menentukannya, tapi atas usaha kedua belah pihak, suami
dan istri.
Allah memang
sudah menjanjikan pada kita dengan adanya pernikahan, maka terciptalah
ketenangan, kasih sayang dan cinta, namun semua itu tidak akan mungkin tercapai
tanpa usaha kedua belah pihak, tidak akan tercapai tujuan pernikahan untuk
menuju ketenangan jiwa cinta dan kasih sayang, tanpa usaha dari kedua belah
pihak. Itulah sebabnya Allah memakai kata “ Ja’ala, bukan khalaqa”, subhanallah
!
3. Kholaqo
bermakna membuat melalui proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo
adalah kata kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses
pembuatan yang terkandung dalam makna kholaqo pada adalah murni hak
prerogative Allah. Hal ini berbeda dengan kata ja'ala yang pada
prosesnya menyertakan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan, dimana manusia ikut
berperan. jadi Jika sebuah firman Tuhan menggunakan kata ja'ala, maka
berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.
Menurut Kiai
Said -panggilan akrab Said Agil Sirajd,
menjelaskan,
kata kholaqo misalnya, memiliki arti atau makna yang berbeda dengan kata
ja'ala, meskipun jika diterjemahkan tampaknya sama saja, yakni
menjadikan atau membuat dan menciptakan.
Kholaqo bermakna membuat melalui proses yang
tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo adalah kata kerja yang tidak dihubungkan
pada proses manusiawi, proses pembuatan yang terkandung dalam makna kholaqo pada
adalah murni hak prerogatif Tuhan.
Hal ini
berbeda dengan kata ja'ala yang pada prosesnya menyertakan
pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan. Jika sebuah firman Tuhan menggunakan kata ja'ala,
maka berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.
sebagai
contoh :
وَمِنْ ءَايَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا
يَشَاءُ قَدِيرٌ
[42:49]
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki
dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, (ASY SYUURA
(MUSYAWARAT) ayat 49)
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ
مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
[3:47] Maryam berkata: "Ya Tuhanku,
betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh
seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila
Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah dia. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) ayat 47)
Bandingkan
dengan Ayat ini :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ
سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا
تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ وَمِنْ أَصْوَافِهَا
وَأَوْبَارِهَا
وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ
[16:80] Dan
Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan
bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa
ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan
(dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat
rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). (AN NAHL
(LEBAH) ayat 80)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا
وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ
سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ
يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
[16:81] Dan
Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan
Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan
bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang
memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni'mat-Nya
atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (AN NAHL (LEBAH) ayat 81)
Wallahualam
bisawwab.
Semoga
Bermanfaat.
0 Responses to "MEMAHAMI PERBEDAAN MAKNA KHOLAQO DAN JA’ALA"
Post a Comment