0

EDEN ADALAH ATLANTIS LEMURIA

Thursday 31 January 2013

Berdasarkan data dari Plato, kami memperkirakan bahwa pada saat bencana terjadi, jumlah penduduk Atlantis di Dataran Agung saja mencapai sekitar 20 juta. Ini tentu merupakan suatu jumlah yang sangat besar bagi jaman Permulaan yang dibicarakan di sini.

Konsentrasi manusia yang sangat besar ini hanya mungkin terjadi dengan adanya budaya bercocok tanam yang sangat maju, dengan dua atau tiga kali panen dalam setahun, seperti yang dilaporkan Plato. Produktivitas pertanian yang besar ini hingga kini tetap menjadi khas seluruh wilayah tersebut, khususnya pulau Jawa dan Sumatra.

Lebih tepatnya lagi, benua luas yang tenggelam ini sama seperti Atlantis Lemuria, Atlantis tua dari dua Atlantis yang disebutkan Plato. Cerita Plato dalam konteks ini agak diputar balikkan kata-katanya dan harus di baca dengan seksama untuk mendapatkan dualisme yang mendasar ini. Atlantis yang kedua menggantikan yang pertama di tempat yang sama, yaitu di wilayah Indonesia.
Atlantis Lemuria-yang kerap ami sebut Lemuria agar lebih mudah-adalah daratan luas yang disebut oleh orang Yunani sebagai padang Elys dan disebut orang Mesir sebagai " Padang alang-alang" ( Sekhet Aru). Sangat mungkinbahwa yang dimaksud "alang-alang" di sini sebanarnya adalah padi yang tumbuh di rawa-rawa, seperti yang dijumpai di Indonesia hingga saat ini. Daratan ini-yang digambarkan Plato secara terperinci dalam Critias-terendam dan sekarang ini membetuk Laut Jawa, persis di utara Pulau Jawa.
Jangan keliru menafsirkan Atlantis Lemuria kita ini dengan Lemuria ala penganut Teosofi dan pengikut-pengikut Mme. Blavatsky lainnya. "Lemuria" mereka adalah benua tenggelam yang-menurut hipotesis mereka-berada diwilayah Pasifik tengah, Lemuria yang sama sekali tidak pernah ada.
Bangsa Mesir juga menamakan kampung halaman mereka sebelumnya " Tanah Leluhur" (To-Wer), surga diseberang lautan di mana mereka dulu tinggal pada Zep-Tepi atau "Zaman Primordial". Berbeda dengan nama Egypt (Mesir)yang sebenarnya-diturunkan dari bahasa Mesir Het-Ka-Ptah-mungkin ditafsirkan dengan makna " Kediaman kedua Ptah", dewa agung yang melambangkan paideuma Mesir.
Dalam bahasa mereka, het berarti "rumah, tempat kediaman", Ka berarti "kedua, pasangan", dianggap jiwa atau pasangan seseorang. Ka atau "pasangan" kurang-lebih seperti malaikat penjaga dalam kepercayaan Yahudi-Kristen dan seseorang yang kepandaiannya luar biasa menurut tradisi Romawi-Yunani.
Dengan kata lain, Mesir merupakan tempat tinggal kedua bangsa Mesir. Bangsa Mesir sendiri mengaku berasal dari Punt, Tanah Para Dewa, kediaman pertama mereka yang terletak disisi barat Samudra Hindia, sebelum tempat itu tenggelam dan lenyap di bawah air laut.
Punt sebenarnya terletak di Hindia Timur ( Indonesia). Benua tenggelam yang ada di Indonesia itu nantinya setelah hancur, menjadi "Tanah Kematian", wilayah terlarang yang menakutkan, dimana tak seorang pelaut pernah mencoba pergi kesana, karena ia sebenarnya adalah "Tanah yang Tidak Pernah Kembali". Tempat mengerikan ini disebut orang Mesir sebagai Amenti. Orang Yunani menyebutnya Hades (Alam Barzakh). Orang Yahudi menyebutnya Sheol (Neraka). Orang Hindu menyebutnya Tamraparna.
Istilah Sanskerta ini masuk ke dalam tradisi Romawi-Yunani sebagai Taprobane alias "Pulau-Pulau yang diberkati" (Makaron Nesos dalam bahasa Yunani dan Fortunatea Insulae dalam bahasa Latin). Tamraparna adalah nama Sansekerta dari Taprobane (Sumatra). Dalam bahasa Sanskerta, nama ini berarti "Semenanjung Emas". Dalam bahasa Dravida ia disebut Tamaraparana dengan arti yang sama.
Menurut bangsa Mesir kuno, Amenti adalah neraka, Amenti disebut juga Duat, yang menurut orang Mesir Kuno berarti "Orang Barat". Dengan kata lain-Amenti adalah surga Baratyang-karena bencana-berubah menjadi tanah kematian. Gagasan tentang "Orang Barat" d sini berhubungan dengan terbenamnya matahari, yang "kematian" harianya ada di sebelah barat.
Lokasinya berada di Barat terjauh, di balik samudra, dilokasi yang sama dengan Tanraparna. Dalam hal ini, gagasan tentang "Orang Barat" merujuk ke Indonesia, yang berada di balik Timur Jauh dan karenanya ada di barat terjauh.
Nantinya pulau-pulau yang diberkati ini dikenal sebagai "Pulau-pulau Atlantis", bukan karena mereka terletak di samudra Atlantik, seperti yang diperkirakan kebanyakan orang, tetapi karena mereka diketahui sebagai sia Atlantis yang tenggelam. Dataran-dataran tinggi ini berada di atas batas air ketika dataran rendah terendam karena naiknya air laut pada akhir zaman Es.
Menariknya, Taprobone, "Semenanjung Emas", adalah pulau atau benua yang sama dimana orang Hindu menempatkan surga asli mereka, yang juga dikatakan telah tenggelam dalam sebuah bencana global. Mereka juga menyebutnya Kumari Kandham, tanah air Primordial bangsa Hindu Dravida yang telah tenggelam, yang juga sama dengan Lanka atau Tripura, kota tenggelam dalam tradisi-tradisi Ramayana.
Daerah berawa yang berbahaya ini, yang tertinggal di atas air, nantinyadisebut oleh bangsa Mesir sebagai Amenti, Hades atau tartarus oleh orang Yunani, Patala oleh orang Hindu, dan Sheol atau neraka oleh orang Yahudi-Kristen.
Pada beberapa titik yang tersisa, yang tetap paradisial, Taprabone juga dijuluki Elysium atau "Pulau-Pulau yang Diberkati" (Makaron Nesos) atau Hades-oleh bangsa Yunani. Punt oleh bangsa Mesir. Dilmun oleh Bangsa Mesopotamia. Hawaiki oleh bangsa Polynesia. Svarga oleh masyarakat Hindu, Sukhavati oleh masyarakat Buddis. Dan sebagainya. Jadi, kita lihat bahwa dunia lainTaprobane diyakini ada dalam tiga dimensi sejajar, dimana satu berada di atas yang lain, yaitu bumi (Terrestial), langit (celestial) dan neraka (Infernal).
Bangsa Celtic-yang legenda-legendanya mungkin merupakan kumpulan kisah yang paling terperinci tentang adanya pulau emas yang tenggelam ini-menaai tempat yang hancur ini dengan nama seperti avalon, Emmain Abbalach, atau juga Ynis Wydr ( Pulau Kaca), atau Flath Ynis ( Pulau para Pahlawan). Bangsa Celtic juga menghubungkan wilayah yang menakutkan ini dengan Holy Grail dan kebangkitan pahlawan-pahlawan mereka yang sudah mati.
Surga setengah tenggelam ini juga disebut Yvymaraney oleh bangsa Indian Tupi Brasil, disebut Aztlan (atau aztatlan atau atitlan) oleh bangsa Aztec Meksiko, dan disebut Tollan oleh bangsa Maya Yucatan.
Surga ini adalah daratan tenggelam. Dari daratan itulah bangsa-bangsa Indian ini dipaksa melarikan diri ketika tempat tersebut menghilang d bawah laut, lenyap dari pandangan. Tradisi-tradisi suci tentang surga bumi ini betul-betul Universal, sehingga keberadaanya tidak bisa dipungkiri lagi.
( di ambil dari bab Eden adalah Atlantis Lemuria, Atlantis The Lost Continent Finally Found, Prof Arysio Santos, Geolog & Fisikawan Nuklir Brazil)
Semoga bermanfaat dan mencerahkan kita semua......

0 Responses to "EDEN ADALAH ATLANTIS LEMURIA"