0

INNER POWER PRINCIPAL

Wednesday 13 February 2013

Pemahaman tentang latihan TD ini, bagaimana mekanisme mitochondria bekerja di dalam tubuh kita, wajib dipahami dengan sebaik mungkin, sampai benar-benar “NGOLOTOK”. Hal ini harus sampai ke murid-murid sampai tingkat paling dasar, karena ini merupakan basic penting dalam berlatih, standard pemahamannya mesti seperti ini.
Prosentase sel otak manusia yang aktif itu sebenarnya berbanding lurus dengan prosentase kemampuan mythocondria manusia dalam menghasilkan energi. Sel otak setiap manusia pada dasarnya memiliki kapasitas yang sama, yaitu sebesar 100% jika diprosentasekan dari seluruh sel otak yang ada pada setiap manusia. Begitu juga dengan kemampuan mythocondria manusia untuk menghasilkan energi, kapasitasnya juga sama yaitu sebesar 100% dari total kemampuan mythocondria manusia dalam menghasilkan energi.
Kaum Manusia yang menghuni planet bumi dibatasi hanya memiliki 2.5% sel otak yang aktif, dari 100% total sel otak yg dimilikinya. Sel-sel otak manusia pada dasarnya bertanggung-jawab terhadap sesuatu yang dapat dilakukan manusia. Jadi untuk kaum manusia di bumi, prosentase sel otak aktif 2.5% menggambarkan kemampuan manusia tsb hanya 2.5%, dari kemampuan yang bisa dilakukan manusia yang sesungguhnya. Khusus kaum manusia di bumi, 2.5% sel otak yang aktif ini sudah diperhitungkan cukup untuk digunakan kaum manusia bumi, untuk melakukan segala tugasnya sebagai khalifah fil ardh.
Nah, prosentase sel otak yang aktif itu kan menunjukkan prosentase kemampuan yang bisa dilakukan manusia, dari kemampuan totalnya yg 100%. Lalu, setiap kemampuan manusia tersebut, ketika dipergunakan tentu saja akan membutuhkan energi. Nah, mythocondria ini adalah bagian dari manusia, yang bertanggung-jawab untuk menyediakan energi tersebut. Jadi, seberapa banyak si mythocondria di seluruh tubuh manusia memproduksi energi, akan selalu berbanding lurus atau sebanding dengan prosentase sel otaknya yg aktif tadi. Mengapa? Karena mythocondria akan selalu menyesuaikan kapasitas produksi energinya, sesuai kebutuhan manusia. Dan kebutuhan energi manusia itu diukur dari prosentase sel otaknya yang aktif.
Mythocondria yang ada pada kaum manusia bumi, dilengkapi dengan KLAD. KLAD ini berfungsi untuk selalu menjaga supaya energi yang keluar dari mythocondria tetap sebesar 2.5%, dari total kemampuan mythocondria dalam menghasilkan energi. KLAD ini akan berfungsi, jika kapasitas produksi energi mythocondria berada di atas 2.5%. Artinya jika mythocondria memproduksi energi lebih dari 2.5%, maka KLAD akan memfilter agar energi yg keluar dari mythocondria ini tetap sebesar 2.5%, meskipun mythocondria itu sendiri tingkat produksi energinya misalnya sudah mencapai 5% dari total kapasitasnya. Sebaliknya KLAD tidak akan berfungsi, jika kapasitas produksi energi mythocondria berada di bawah 2.5%, dari kemampuan total mythocondria dalam memproduksi energi. Mengapa? Ya, kalau produksi energinya kurang dari 2.5%, kan gak perlu di filter dong.
Dari pemahaman ini, lalu apa yang harus di lakukan agar 97.5% kemampuan kita yang tidak aktif, dapat kita pergunakan? Kalau saya simpulkan dari penjelasan KD, maka ada dua cara yang dapat kita lakukan, yaitu:
1. Meningkatkan prosentase sel otak yang aktif, melebihi prosentasenya saat ini. Nah, di cara pertama ini diharapkan kita mampu memanfaatkan 97.5% kemampuan manusia yang tidak aktif, dengan cara meningkatkan prosentase sel otak yang aktif terlebih dahulu. Mengapa? Karena ketika prosentase sel otak yang aktif meningkat, maka otomatis otak (jiwa) akan memerintahkan mythocondria untuk meningkatkan kapasitas produksi energinya, sesuai dengan prosentase sel otak yang aktifnya. Masalahnya saat mythocondria menghasilkan energi lebih besar dari 2.5%, maka KLAD akan menjalankan fungsinya sebagai filter energi yang dihasilkan mythocondria tsb, sehingga energi yang keluar dari mythocondria tetap sebesar 2.5% saja. Jadi agar energi yang keluar dari mythocondria bisa lebih besar dari 2.5%, maka satu-satu nya jalan KLAD harus dihilangkan atau dirusak, agar kemampuan memfilternya tidak lagi berfungsi. Sehingga diharapkan ketika mythocondria menghasilkan energi lebih besar dari 2.5%, maka energi yg keluar juga lebih besar dari 2.5%.
Lalu bagaimana agar KLAD ini rusak kemampuan memfilternya? Caranya adalah dengan terus-menerus berusaha membebani KLAD agar bekerja extra yaitu, dengan membuat mythocondria mampu memproduksi energi secara terus-menerus jauh lebih besar dari 2.5%. Nah, semakin besar prosentase energi yg dihasilkan mythocondria, maka akan semakin beratlah fungsi tugas yang harus dilakukan KLAD. Mengapa? Karena KLAD ini harus tetap menjaga energi yang keluar dari mythocondria, tetap berada di 2.5%. Sekarang bayangkan jika prosentase sel otak yang aktif terus meningkat, maka tentu saja kapasitas produksi mythocondria juga akan terus membesar. Dan ketika kapasitas produksi mythocondria ini terus membesar, maka tentu saja kerja KLAD juga akan semakin keras, karena KLAD akan terus berusaha mempertahankan energi yg keluar tetap 2.5%. Nah, karena KLAD nya bekerja terus menerus, tentu saja KLAD juga akan aus atau menipis lah istilahnya. Artinya kemampuan memfilter KLAD tersebut tentu saja tidak lagi 2.5%, karena sudah aus atau menipis. Nah, jika KLAD nya menipis berarti kemampuan memfilternya kan gak 2.5% lagi dong. Pastinya energi yg di filter KLAD setelah menipis akan lebih besar dari 2.5%.
2. Meningkatkan kemampuan mythocondria dalam menghasilkan energi, melebihi prosentase kapasitas produksinya saat ini. Nah, di cara kedua ini kita diharapkan mampu memanfaatkan 97.5% kemampuan manusia yang tidak aktif, dengan cara meningkatkan kemampuan mythocondria dalam menghasilkan energi terlebih dahulu. Jadi dengan meningkatnya kemampuan mythocondria dalam menghasilkan energi, diharapkan KLAD akan terbebani terus menerus dan membuatnya semakin menipis. Dan dengan menipisnya KLAD maka tentu saja energi yang keluar dari mythocondria semakin besar. Jika energi yg keluar dari mythocondria lebih besar dari 2.5%, maka otak (jiwa) akan mendeteksinya dan menyelaraskan dgn prosentase sel otak aktif yang dibutuhkan, atau sesuai prosentase energi yang dihasilkan mythocondria.
Nah. Di LSBD HI ini dengan sangat geniusnya KD mengajarkan kedua cara ini sekaligus, agar kita mampu memanfaatkan 97.5% kemampuan manusia yang tidak aktif tsb. Di LSBD HI untuk meningkatkan prosentase sel otak yang aktif, diajarkan teknik-teknik penyaluran hawa panas ke bagian kepala (khususnya otak), untuk merangsang sel-sel otak yang tidak aktif agar dapat menjadi aktif. Yang dimaksud dengan hawa panas di sini adalah ‘bentuk’ atau ‘object’ yang bisa kita rasakan, dari keberadaan energi yang dihasilkan oleh mythocondria. Jadi penyaluran hawa panas ke bagian otak bertujuan, untuk merangsang sel-sel otak yang tidak aktif dengan menggunakan energi yang dihasilkan mythocondria. Proses perangsangan ini dilakukan dengan berusaha melewatkan hawa panas atau energi yg dihasilkan mythocondria tadi, ke sel-sel otak yang tidak aktif secara konstan. Mengapa hawa panas harus dilewatkan ke sel-sel otak yang tidak aktif untuk merangsang sel-sel otak ini menjadi aktif? Nah, Yang di maksud dengan sel-sel otak yang tidak aktif itu kan adalah, sel-sel otak yang ‘penghubung komunikasi’ nya dengan jaringan sel-sel otak lainnya terblokir.
Nah, dengan melewatkan hawa panas ke sel-sel otak yang tidak aktif secara konstan atau terus-menerus, diharapkan hawa panas ini dapat memancing dan membuat jalur penghubung komunikasi sel-sel otak yang terblokir tadi, terbuka atau menjadi terhubung (aktif). Nah, jika sel-sel otak yang sebelumnya tidak aktif berubah menjadi sel-sel otak aktif, maka tentu saja kemampuan yang bisa dilakukan manusia pun akan turut bertambah. Selanjutnya di LSBD HI juga diajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan akselerasi dan kemampuan mythocondria dalam menghasilkan energi. Teknik yang digunakan adalah metoda-metoda pernafasan, yang bertujuan merangsang atau memancing mythocondria, agar menghasilkan energi lebih cepat dan lebih besar dari kemampuan sebelumnya.
Metoda dan teknis pernafasan yang digunakan pada dasarnya, mengkondisikan mythocondria dalam keadaan tertentu, agar si mythocondria ini bereaksi untuk menghasilkan energi. Mythocondria sebagaimana yg sudah kita pahami akan memproduksi energi, ketika inti sel (nukleolus) mendeteksi bahwa tubuh membutuhkan energi. Nah, penahanan nafas dan pengejangan yang dilakukan di metoda pernafasan HI, pada prinsipnya mengkondisikan tubuh agar inti sel mendeteksi bahwa tubuh memerlukan energi. Dengan demikian inti sel akan memerintahkan mythocondria untuk memproduksi energi. Dengan melakukan hal ini secara terus-menerus dan konstan, maka perlahan-lahan kecepatan dan kemampuan mythocondria memproduksi energi akan terus bertambah.


By KG

0 Responses to "INNER POWER PRINCIPAL"