0

MENGENAL TERAPI MUSIK

Monday 7 October 2013


Mengenal Terapi Musik


Apa itu Terapi Musik?
Terapi Musik, Apa Itu Terapi Musik, Definisi Terapi MusikTerapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
 
Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan  spiritual.
Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak  dari proses dalam hidup kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik).
Pengaruh musik yang besar bagi pikiran dan tubuh kita. Contohnya, ketika Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), seketika Anda bisa merasakan efek dari musik tersebut. Ada musik yang membuat Anda gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-lain.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui vibrasi. Demikian pula dengan Margaret Anderton, seorang guru piano berkebangsaan Inggris, yang mengemukakan tentang efek alat musik (khusus untuk pasien dengan kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre (warna suara) musik dapat menimbulkan efek terapeutik.
 
 
Apakah Semua Jenis Musik Bisa Dijadikan Terapi?
Jenis Terapi Musik, Jenis Musik Untuk Terapi MusikPada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.
 
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.
 
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
 
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.
 
Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.
 
Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.


Dua Macam Terapi Musik
Dalam dunia penyembuhan dengan musik, dikenal 2 macam terapi musik, yaitu:

1. Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten. 

2.Terapi Musik Pasif.
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi Musik dari www.terapimusik.com termasuk jenis Terapi Musik Pasif. Hal terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis CD Terapi Musik yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.


Apa Saja Manfaat Terapi Musik?
Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu semuanya, tentu saja butuh banyak waktu. Di bawah ini kami sebutkan sepuluh manfaat utama terapi musik menurut para pakar terapi musik.

1. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
 
2. Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.

3. Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.

4. Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Hati-hati, karena musik yang Anda dengarkan menentukan kualitas pribadi Anda. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Dan jika Anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang Anda inginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat.

5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.

6. Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.

7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.

8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.

9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
 
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga.

Selain 10 manfaat utama yang kami sebutkan di atas, tentu saja masih ada ratusan manfaat lain dari Terapi Musik. Di tempat kami saja, ada puluhan jenis CD Terapi Musik yang berguna untuk mengatasi masalah-masalah tertentu. Silakan klik disini untuk melihat daftar manfaatnya >>

Hasil riset kami menunjukkan bahwa terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks, meredakan depresi dan mengatasi insomnia. Terapi musik membantu banyak orang yang memiliki masalah emosional, membuat perubahan positif, menciptakan suasana hati yang damai, membantu memecahkan masalah dan memperbaiki konflik internal.

Ternyata penyembuhan terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental atau untuk masalah psikologis saja. Telah dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses penyembuhan.
 
Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan melengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu menghilangkan rasa sakit.

Terapi musik dapat juga memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk untuk penderita alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan. Selain itu, terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.


Bagaimana Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran?
Pemahaman tentang aspek biologis suara berawal dengan pengertian bahwa perubahan getaran udara sebenarnya adalah musik. Jauh sebelum pembentukan ontogenetik dan filogenetik suara musik, fenomena akustik yang ditemukan sudah merupakan nilai-nilai terapi musik. Fenomena akustik ini membuat orang dapat menghargai dan menemukan kembali suara eksternal serta menerjemahkan suara tersebut ke dalam bahasa musik.
 
Akustik, suara, vibrasi, dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.
 
Cara Kerja Terapi Musik, Manfaat Terapi Musik
Ilustrasi: Musik yang diterima oleh telinga disalurkan ke otak sebagai data digital sehingga otak merespon sesuai dengan "isi data digital" tersebut.
 
 
Kondisi Otak Mempengaruhi Seluruh Tubuh
Ilustrasi: Bahwa otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ di tubuh Anda. Artinya, ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh Anda juga ikut terpengaruh.

Beberapa pendekatan dalam terapi musik meyakini bahwa tubuh kita adalah sumber suara dan bahwa organ-organ tubuh sekaligus dapat dianalogikan sebagai seperangkat alat musik. Tubuh manusia sebenarnya sarat dengan bunyi. Proses biologis yang dilakukan oleh organ-organ tubuh misalnya lambung atau jantung menghasilkan berbagai macam suara. Dokter dapat mendengarkan suara-suara tersebut dengan menggunakan stetoskop. Tanpa alat bantu kita tidak dapat mendengar suara-suara tadi, karena suara-suara yang terlalu tidak beraturan diredam oleh tulang-tulang rawan di telinga bagian dalam.
 
Di sisi lain, jika setiap organ tubuh berfungsi dengan baik sebagaimana seperangkat alat musik menghasilkan bunyi yang indah, maka seharusnya yang dihasilkan adalah musik yang indah. Artinya tubuh kita sehat. Karena itu terapi musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja organ tubuh yang sedang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali.

Sejak lebih dari seabad lalu, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter, khususnya para pakar di bidang Fisiologi menunjukkan keterkaitan antara aspek-aspek Biologi dan musik. Bersama Hector Berlioz (seorang komponis Perancis), M. Getry melakukan observasi mengenai kinerja musik pada nadi dan sirkulasi darah. Dilaporkan bahwa dengan memainkan alat perkusi genderang, akan melipatgandakan cardiac output.

Dua orang pakar Fisiologi dari Perancis, La Salpeètière dan Féré mengukur pengaruh musik terhadap kapasitas kerja fisik manusia. Penemuan pertama menunjukkan bahwa irama merupakan stimuli terkuat terhadap kinerja fisik, sementara dari penemuan kedua ditemukan bahwa efek stimuli musik dipengaruhi oleh kebebasan irama dan intensitas nada-nada musikal yang dimainkan. Nada-nada tinggi terbukti menghasilkan efek yang lebih besar daripada nada-nada rendah.

Di pusat rehabilitasi di Amerika, para pasien stroke disuruh berbaris sambil mendengarkan musik berirama march lewat walkman. Ternyata, jenis musik ini mampu menstimulasi otak. Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih tadi lama kelamaan akan menunjukkan perbaikan.

Concetta Tomaino, direktur program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham di New York, bercerita tentang seorang pasien penderita Parkinson hebat, yang masih bisa duduk berjam-jam di depan piano untuk memainkan lagu-lagu dari komponis favoritnya (Chopin). Seolah-olah pasien ini lupa akan penyakitnya. Rupanya, saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi.
 
Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik mampu “menggali” ingatan pasien-pasiennya. Ia juga pernah mencoba pada pasien Alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali. Ketika ia memainkan musik yang dikenal oleh pasien sewaktu masih muda, tiba-tiba pasien tersebut jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah dikenalnya.
 
Contoh lain yang cukup mengejutkan adalah penelitian terhadap DNA. Melalui suara yang diberikan, sangat mungkin untuk menghambat proses ulang-alik biosintesis protein, purin, dan pirimidin dalam kehidupan sel, yang mengakibatkan perubahan DNA. Meningkatnya polusi suara dalam kehidupan modern ini ditengarai berpengaruh juga terhadap perubahan DNA sehingga penelitian terhadap perubahan DNA memperoleh perhatian yang serius.

Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari suara dan musik dapat mengakibatkan:
  • Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
  • Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
  • Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin.
  • Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
  • Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
  • Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
  • Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.
Selain itu, setiap musik yang Anda dengarkan, meskipun Anda tidak sengaja mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak Anda. Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak Anda yang akan terpengaruh oleh musik yang Anda dengarkan, yaitu:

1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.
Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasan kearah mana saja. Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem immune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat.

2. Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.

3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik matikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan darah.
 
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membuktikan bahwa terapi musik berpengaruh dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, rasa nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan, aritmia, kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan, dan rasa nyeri lainnya.

Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi musik sangat besar, terapi musik tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengobatan medis. Terapi musik digunakan sebagai terapi pengobatan pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.
 
Dalam memproduksi CD Terapi Musik, kami menggabungkan terapi musik, terapi gelombang otak dan terapi pemrograman pikiran untuk hasil maksimal. Jadi sebenarnya yang kami sebut CD Terapi Musik tidak hanya berisi terapi musik saja, melainkan telah diperkaya dengan jenis terapi lain yang bisa meningkatkan hasil terapi musik.
 
CATATAN: Artikel ini ditulis oleh Tim TerapiMusik.Com dan hak cipta dilindungi hukum. Mohon tidak menyalin sebagian atau seluruh isi artikel ini tanpa izin dari TerapiMusik.Com

0

GELOMBANG OTAK

Gelombang Otak Manusia


Dalam kehidupan kita sehari-hari kita telah mengenal istilah gelombang dengan berbagai maknanya. Ada gelombang air yang ada dilautan yang artinya riak-riak air besar, gelombang demonstrasi yang bermakna banyaknya orang yang melakukan aksi demonstrasi, gelombang radio, gelombang elektromagnetik, dan lain-lain. Ternyata, otak yang kita milikipun mempunyai gelombang-gelombang yang dipancarkan. Hal ini disebabkan oleh impuls-impuls listrik yang dihasilkan oleh otak kita.

Gelombang listrik yang dihasilkan otak bersifat fluktuatif, biasa disebut dengan brainwave. Dikatakan fluktuatif karena pada satu waktu otak manusia mampu menghasilkan beberapa jenis gelombang secara bersamaan. Jenis-jenis gelombang otak yang dihasilkan menunjukkan perbedaan aktivitas atau keadaan seseorang.
Gelombang otak diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle perdetik atau hertz. Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yang dihasilkan. Gelombang-gelombang otak yang telah dikenal adalah gelombang beta, alfa, theta, dan delta.
Pengukuran gelombang otak manusia dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur gelombang yang bernama Electro Encephalograph (EEG) dan Brain Mapping. EEG digunakan untuk memeriksa getaran, frekuensi, sinyal atau gelombang otak yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kondisi kesadaran. Sementara Brain Mapping bekerja untuk pemeriksaan fisik, seperti untuk mengetahui gangguan, kerusakan atau cacat otak (tumor, pecahnya pembuluh darah, benturan kepala, dan sebagainya).
Berikut adalah empat gelombang otak yang telah dikenal:
·      Gelombang Beta
Gelombang beta adalah gelombang otak yang memiliki frekuensi paling tinggi di antara 3 gelombang otak lainnya dan terbagi menjadi; beta rendah 12-15 Hz, beta sedang 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Gelombang beta dihasilkan pada proses berpikir aktif secara sadar. Gelombang beta ini bisa saja ‘menghilang’ saat kita memfokuskan pikiran. Gelombang beta ini dibutuhkan untuk fungsi menyadari terhadap apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan, juga berguna dalam berpikir kreatif. Jadi pada kondisi gelombang beta ini seseorang berada pada kondisi sadar aktif.
Gelombang beta membantu kita untuk fokus dan konsentrasi. Dalam kondisi beta ini juga kita akan lebih mudah dalam proses analisa, penyusunan informasi, ide-ide, dan kreatifitas.
·      Gelombang Alfa
Gelombang alfa memiliki frekuensi gelombang yang lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Pada kondisi alfa berarti seseorang berada pada kondisi santai atau rileks. Pada kondisi ini pula seseorang bisa lebih dapat merasakan sensasi dengan lima indera dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikirannya. Kondisi alfa ini dikenal juga sebagai “gerbang” bawah sadar. Karena ia menjadi penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Gelombang alfa biasa juga dihasilkan ketika seseorang bermeditasi ringan.
·      Gelombang Theta
Gelombang theta mempunyai frekuensi gelombang sebesar 4-8 Hz. Gelombang ini dihasilkan oleh pikiran bawah sadar. Gelombang theta muncul ketika seseorang dalam keadaan tidur ringan, saat terjadi episode tidur REM, atau sangat mengantuk. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kita bisa saja memunculkan kondisi pada kondisi theta dengan cara bermeditasi hingga tahap yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif dapat dirasakan pada kondisi theta, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan.
Gelombang theta ini juga diduga berhubungan dengan mekanisme pelepasan stres dan proses mengingat kembali. Dalam keadaan ini diibaratkan otak sedang mereplay semua aktivitas yang dilakukan seharian penuh, menata ulang ingatan sekaligus menempatkannya ke gudang penyimpanan. Karena itulah dikatakan bahwa tidur adalah satu langkah penting yang dianjurkan sebagai rangkaian proses mengingat yang lebih baik.
·      Gelombang Delta
Gelombang delta merupakan gelombang otak yang paling lambat, yaitu memiliki frekuensi sekitar 0,1-4 Hz. Delta merupakan frekuensi dan pikiran semisadar. Otak dapat menghasilkan gelombang delta pada saat tidur lelap, yang bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya.  Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting.

Read more: http://jalurilmu.blogspot.com/2011/11/gelombang-otak-manusia.html#ixzz2h2uwI4sO