0

INILAH DALIL SELAMATAN KEMATIAN

Tuesday 18 June 2013

TERNYATA BANYAK DALIL TENTANG SELAMATAN KEMATIAN, DALILNYA TERTULIS DI KITAB WEDHA.
#Selamatan, Yasinan dan tahlilan ternyata bukan dari islam, tapi dari ajaran agama hindu#
LEBIH 200 DALIL DARI KITAB WEDHA (KITAB SUCI UMAT HINDU) TENTANG SELAMATAN 1,7,10,100 hari,nyewu, dll.
0leh : ROMO PINANDHITA SULINGGIH WINARNO, (sarjana agama hindu(s1) & pendeta berkasta brahmana, kasta brahmana adalah kasta/tingkatan tertinggi pada umat hindu).
Alhamdulillah yang sekarang beliau Romo Pinandhita Sulinggih Winarno menjadi Mualaf/masuk Islam lalu beliau mengubah namanya menjadi Abdul Aziz, sekarang beliau tinggal di Blitar-Jawa Timur.
Dulu beliau tinggal di Bali bersama keluarganya yang hindu, Beliau hampir dibunuh karena ingin masuk islam, beliau sering di ludahi mukanya karena ingin beragama islam & alhamdulillah ayahnya sebelum meninggal beliau juga memeluk agama islam. Abdul aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu mempublikasikan,menyebarkan materi dibawah ini.
Jazakumullahu khoiran katsira.
Kesaksian mantan pendeta hindu: abdul aziz bersumpah atas asma Allah bahwa selamatan, ketupat, tingkepan, & sebahagian budaya jawa lainnya adalah keyakinan umat hindu dan beliau menyatakan tidak kurang dari 200 dalil dari kitab wedha (kitab suci umat hindu) yang menjelaskan tentang keharusan selamatan bagi pemeluk umat hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan jelas dan ilmiyah dibawah ini :
1. Di dalam prosesi menuju alam nirwana menghadap ida sang hyang widhi wasa mencapai alam moksa, diperintahkan untuk selamatan/kirim do’a pada 1 harinya, 2 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya, mendak pisan, mendak pindho, nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan ????? apakah anda orang islam juga melakukan itu ?????
ketahuilah bahwa TIDAK AKAN PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI AL-QUR’AN & AS-SUNNAH/hadits shahih TENTANG PERINTAH MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan hadits yang dhoif(lemah)pun tidak akan anda temukan ,akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa anda akan menemukan dalil/dasar selamatan,dkk,justru ada dalam kitab suci umat hindu,
COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL DARI KITAB WEDHA (kitab suci umat hindu) DIBAWAH INI:
a. Anda buka kitab SAMAWEDHA halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa SANSEKERTA sebagai berikut: PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA.
ANDA BELUM PUAS, BELUM YAKIN, ???
b. Anda buka lagi KITAB SAMAWEDHA SAMHITA BUKU SATU,BAGIAN SATU,HALAMAN 20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA PRATAKA PRAMOREDYA RSI BARAWAJAH MEDANTITISUDI PURMURTI TAYURWANTARA MAWAEDA DEWATA AGNI CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI WITHAIGRANO HAMYADITAHI LILTASTASI BARNESI AGNE.
Di paparkan dengan jelas pada ayat wedha diatas bahwa lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu dihari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu(1000 harinya).
Dan dalil-dalil dari wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “mualaf menggugat selamatan”, di paparkan TIDAK KURANG DARI 200 DALIL DARI “WEDHA” kitab suci umat hindu semua.
JIKA ANDA BELUM YAKIN, MASIH NGEYEL,,, ?
c. Silahkan anda Buka dan baca kitab MAHANARAYANA UPANISAD.
d. Baca juga buku dengan judul ,“NILAI-NILAI HINDU DALAM BUDAYA JAWA”, karya Prof.Dr. Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU ADALAH DUTA DARI AGAMA HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA, VATIKAN, ROMA, & BELIAU MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA).
Beliau menyatakan SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI PERTAMA, KE TIGA, KE TUJUH, KE SERATUS, MENDHAK PISAN, MENDHAK PINDHO, NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau menyatakan pula NILAI-NILAI HINDU SANGAT KUAT MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,
=ADI SURIPTO DENGAN BANGGA MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH PENGANUTNYA MINORITAS AKAN TETAPI AJARANNYA BANYAK DI AMALKAN MASYARAKAT , yang maksudnya sejak masih dalam kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual TELONAN (selamatan bayi pada hari ke 105 (tiap telon 35 hari x 3 =105 hari sejak hari kelahiran )), TINGKEPAN (selamatan untuk janin berusia 7 bulan)=
e. Baca majalah “media hindu” tentang filosofis upacara NYEWU (ritual selamatan pada 1000 harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal sejarah bila orang jawa keluar dari agama hindu.
f. Jika anda kurang yakin, Masih ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti kitab wedha datang saja ke DINAS KEBUDAYAAN BALI, mereka siap membantu anda. atau Telephon Nyi Ketut Suratni : o857 3880 7015 (dia beragama Hindu tinggal di Bali, wawasanya tentang hindu cukup luas dia bekerja sebagai pemandu wisata ).
g. APA DASAR YANG LAIN DIDALAM HINDU ??? :
# RUKUN IMAN HINDU (PANCA SRADA) yang harus diyakini umat hindu
1. Percaya adanya sang hyang widhi.
2. Percaya adanya roh leluhur.
3. Percaya adanya karmapala.
4. Percaya adanya smskra manitis.
5. Percaya adanya moksa.
# PANCA SRADA punya rukun, yaitu:
• PANCA YAJNA (artinya 5 macam selamatan).
1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam istilah dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “).
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan yang DI TUJUKAN PADA LELUHUR).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada Guru, biasanya di punden/­ndanyangan ). Kalau di kota di namakan dengan nama lain yaitu “SELAMATAN KHAUL” memperingati kiyainya/gurunya &semisalnya , yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kelahiran atau dikota disebut “ULANG TAHUN” ).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya kita ambil contoh biasanya pada beberapa masyarakat islam (jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal bulan ramadhan yang disebut “selamatan MEGENGAN”.
Fenomena diatas tidak diragukan lagi karena pengaruh agama hindu/budaya jawa/nenekmoyang .
Allah berfirman: “ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah,170).
“mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-Najm,23).
Dan Allah juga berfirman: dan apabila dikatakan pada mereka,”mari lah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.”mereka menjawab,”cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya) .”apakah (mereka akan mengikuti)juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? (QS.Al-Maidah,104)
# AKIBAT YANG TIDAK DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Pertanyaan ?
orang tua kalau tidak diselamati apa rohnya gentayangan?
Buka dalilnya DIKITAB SUCI UMAT HINDU dikitab SIWASASANA HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN 1979. Bagi yang tidak mau selamatan mereka di peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon, makanya kalau anda ke Bali banyak pohon yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari sukra umanis (jum’at legi) keris atau jimat di beri bunga&sajen-sajen.
DEWA ASURA akan marah besar jika orang tidak mau melakukan selamatan maka dewa asura akan mendatangkan bala/bencana & membunuh manusia yang ada di dunia.
DEWA ASURA atau dikenal dalam masyarakat dengan nama BETHARAKALA , anak ontang anting harus diruwat(ritual dengan selamatan&sajen) karena takut betharakala , sendhang kapit pancuran(anak wanita diantara kedua saudara kandung anak laki-laki) diruwat karena takut betharakala, rabi ngalor ngulon merga rawani karo betharakala (nikah tidak boleh karena rumahnya menghadap utara&barat, karena takut celaka ).
# AKIBAT YANG DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Dalam keyakinan hindu bagi yang mau selamatan maka mereka langsung punya tiket ke surga.
2. NASI TUMPENG
Konsep dalam agama hindu : dalam kitab MANAWA DHARMA SASTRA WEDHA SMRTI ,BAGI ORANG YANG BERKASTA SUDRA(KASTA YANG RENDAH) YANG TIDAK BISA MEMBACA KALIMAT PERSAKSIAN :
HOM SUWASTIASU HOM AWI KNAMASTU EKAM EVA ADITYAM BRAHMAN ,BAGI YANG TIDAK BISA MENGUCAPKAN KALIMAT DALAM BAHASA SANSEKERTA DIATAS SEBAGAI PENGGANTINYA MAKA MEREKA CUKUP MEMBIKIN TUMPENG, BENTUKNYA ADALAH SEGITIGA, SEGITIGA YANG DIMAKSUT ADALAH TRIMURTI (SHIVA, VISHNU, BRAHMA=>BRAHMAN) ARTINYA TIGA MANIFESTASI IDA SANG HYANG WIDHI WASA , UMAT HINDU MENGATAKAN BARANGSIAPA YANG MEMBIKIN TUMPENG MAKA DIA SUDAH BERAGAMA HINDU.
Dikitab BAGHAWAGHITA di jelaskan TUHAN nya orang hindu lagi minum dan ditengahnya ada tumpeng, dan di depan dewa brahma ada sajen-sajen
3. Pemberangkatan mayat diwajibkan dipamitkan di depan rumah lalu beberapa sanak keluarga akan lewat di bawah tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada dewa, dalam hindu mayat di tandu lalu diatasnya diberi payung, pemberangkatan mayat menggunakan sebar/sawur bunga, uanglogam, beraskuning,dll, lalu bunga di ronce(dirangkai dengan benang )lalu di taruh/dikalungkan di atas beranda mayat. Hindu meyakini :
a. Bunga warna putih mempunyai kekuatan dewa brahma.
b. Bunga warna merah mempunyai kekuatan dewa wisnu.
c. Bunga warna kuning mempunyai kekuatan dewa siwa.
Umat hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong do’a (muspha/trisandya)&pewangi.
4. KETUPAT
Didalam hindu roh anak menjelang hari raya pulang kerumah, sebagai penghormatan orang tua kepada anak, maka biasanya hindu setelah hari raya di pasang kupat diatas pintu dan di bagi-bagikan tetangga.
Pertanyaan ? apakah anda tahu dasarnya setelah hariraya idulfitri ada hari raya kupatan/ketupat ? apa dasarnya? DEMI ALLAH tidak ada satu dalilpun perintah Allah dari Al-Qur’an dan As-sunnah tentang perbuatan tersebut diatas.
sungguh Allah berfirman: “mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-NAJM:23).
“ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-­nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah:170)
# KESIMPULAN
TRADISI-TRADISI SALAH YANG MEMBUDAYA : tradisi keliru dan telah membudaya pada masyarakat kita yang kita sebutkan diatas, bukan untuk diikuti akan tetapi untuk dijauhi. Bahwa setidaknya ada dua alasan mereka melakukan tradisi-tradisi tersebut :
1. Mereka berpedoman dengan hadits palsu;
2. Sebagian dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan (mengekor) terhadap tradisi yang berjalan disuatu tempat.
Mereka akan mengatakan bahwa ini adalah keyakinan para pendahulu dan nenek moyang mereka !
Saudaraku sekalian, argumentasi”apa kata orang tua”, bukan lah jawaban ilmiyah dari seorang muslim yang mencari kebenaran. Apalagi masalah ini menyangkut baik buruknya aqidah seseorang. Maka, permasalahan ini harus didudukkan dengan timbangan AL-QUR’AN AS-SUNNAH AS SHAHIHAH.
Sikap mengekor kepada pendahulu dan nenek moyang dengan tanpa memperdulikan dalil-dalil syar’i merupakan perbuatan yang keliru, karena sikap tersebut menyerupai orang-orang quraysy, ketika diseru oleh Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apa jawab mereka ? silahkan anda baca al-qur’an surat az-zuhruf ayat 22 & asy-syu’ara ayat 74.
“bahkan mereka berkata,’sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa)dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka”(Qs.az Zuhruf,22).
Jawaban seperti ini serupa dengan apa yang dikatakan kaum Nabi Ibrahim, ketika mereka diajak meninggalkan peribadatan kepada selain Allah. Mereka mengatakan,” kami dapati bapak-bapak kami berbuat demikian(yakni beribadah kepada berhala).”(QS.Asy Syu’ara,74).
# PENUTUP
Demikian wahai saudaraku persaksian yang dapat saya sampaikan. mari janganlah mencampur adukkan ajaran hindu dengan ajaran islam. misalnya jika anda tidak berani mendakwahi atau menyampaikan pada saudara kita sebahagian umat islam yang masih melakukan selamatan dan sebagainya adalah dari Hindu bukan ajaran islam.
misal Jika anda merasa malu, gak enak (ewuh pakewuh) menyampaikan atau mendakwahi kepada saudara kita muslim yang masih melakukan selamatan dan sebagainya atau malu gara-gara kita menegakkan Al-Qur’an & As-Sunnah , anda keliru besar.
Ingat janji-Nya, Allah berfirman: sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka-,,,,(QS.At-Taubah,111).
Marilah masing-masing kita selalu berbenah dan memperbaiki diri. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita dan seluruh kaum muslimin. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Oleh : Abdul Aziz.
==
Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka niscaya DIA(Allah) akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Qs.Muhammad,7) .
Mohon disebarluaskan dengan menjaga keaslian tulisan tanpa di tambah maupun dikurangi.
Barakallahu fikum…
Riwayat Anas bin malik-,,,- Rasulullah bersabda: diantara tanda-tanda hari kiamat adalah hilangnya ilmu (keislaman), maraknya kebodohan(tentang islam) [HR.bukhari(no,81)]
[HR.muslim,No.1856]
riwayat dari abdullah bin amru bin al-ash-,,,-,bahwa Rasul bersabda :sesungguhnya Allah azzawajalla tidak menghilangkan ilmu (keislaman)dengan cara mencabutnya dari dada umat manusia, tetapi Allah menghilangkan ilmu (keislaman)dengan memwafatkan para ulama ,sehingga tidak ada seorang ulama pun yang tertinggal. kemudian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu mereka di tanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan. [HR.Muslim,No:1858 dengan sanad sahih]
Via : Kabar Dunia Islam
About these ads

0

kisah asshabul kahfi

Tuesday 11 June 2013

Kisah Pemuda Ashabul Muhamad Datul Kahfi

Dalam surat Al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khaidir as serta kisah Dzulqarnain. Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Quran lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.

Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.

Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-’Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).

Berikut adalah kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) yang ditafsir secara jelas jalan ceritanya. Penulis kitab Fadha’ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah (jilid II, halaman 291-300), mengetengahkan suatu riwayat yang dikutip dari kitab Qishashul Anbiya. Riwayat tersebut berkaitan dengan tafsir ayat 10 Surah Al-Kahfi:

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS al-Kahfi:10)

Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut:

Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: “Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.”

“Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,” sahut Khalifah Umar.
“Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?” Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya. “Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) di saat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan di kala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?”

Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: “Bagi Umar, jika ia menjawab ‘tidak tahu’ atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!”
Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: “Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!”

Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: “Kalian tunggu sebentar!”

Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: “Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!”

Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: “Mengapa?”
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasul Allah s.a.w. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: “Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!”

Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata: “Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!”

Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!”

“Ya baik!” jawab mereka.
“Sekarang tanyakanlah satu demi satu,” kata Ali bin Abi Thalib.
Mereka mulai bertanya: “Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”
“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!”
Para pendeta Yahudi bertanya lagi: “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?”
Ali bin Abi Thalib menjawab: “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”

Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: “Orang itu benar juga!” Mereka bertanya lebih lanjut: “Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!”
“Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta,” jawab Ali bin Abi Thalib. “Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera!”

Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: “Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud alaihimas salam. Semut itu berkata kepada kaumnya: “Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!”

Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: “Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!”

Ali bin Abi Thalib menjawab: “Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).”

Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan: “Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”
Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda.”

“Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan,” sahut Imam Ali.

“Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?” Tanya pendeta tadi.

Ali bin Ali Thalib menjawab: “Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah s.w.t. kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu.”

Pendeta Yahudi itu menyahut: “Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!”

Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut ke depan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata: “Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah s.a.w. kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki).

Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana.”

Baru sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya!”

Ali bin Abi Thalib menerangkan: “Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh (= kl 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Di sebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi.

Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Di sebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala.”

Sampai di situ pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Imam Ali menerangkan, “mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam.
Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja.

Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri.”

Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi. Lalu berkata: “Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!”

Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.

Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni.

Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung di dalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.

Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung di dalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.

Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai “tuhan” dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah s.w.t.

Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah s.w.t.

Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala.

Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan –seorang cerdas yang bernama Tamlikha– memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh fikiran. Ia berfikir, lalu berkata di dalam hati: “Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.”

Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum. Teman-temannya bertanya: “Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?”

“Teman-teman,” sahut Tamlikha, “hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.”

Teman-temannya mengejar: “Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?”

“Sudah lama aku memikirkan soal langit,” ujar Tamlikha menjelaskan.”

Aku lalu bertanya pada diriku sendiri: ‘siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah?

Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu?

Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?’ Kemudian kupikirkan juga bumi ini: ‘Siapakah yang membentang dan menghamparkan-nya di cakrawala?

Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?’ Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: ‘Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius’…”

Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata: “Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!”

“Saudara-saudara,” jawab Tamlikha, “baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja pencipta langit dan bumi!”

“Kami setuju dengan pendapatmu,” sahut teman-temannya.

Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.

Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya: “Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar.”

Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.

Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya: “Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?”

“Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,” sahut penggembala itu. “Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!”

“Ah…, susahnya orang ini,” jawab mereka. “Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?”

“Ya,” jawab penggembala itu.

Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata: “Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.”

Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya.”

Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata: “Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?”

“Hai saudara Yahudi,” kata Ali bin Abi Thalib memberitahukan, “kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir.

Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya: kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.

Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali: ”Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah s.w.t.” Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi.

Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua.”

Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata: “Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!”

Imam Ali menjelaskan: “Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram!”

Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya: secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga ndeprok sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua.

Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah s.w.t. mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.

Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.

Kepada para pengikutnya ia berkata: “Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!”

Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya: “Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu.”

Dalam gua tertutup rapat itu, mereka tinggal selama 309 tahun.

Setelah masa yang amat panjang itu lampau, Allah s.w.t. mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya: “Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!”

Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah s.w.t. membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya: “Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi.”

Tamlikha kemudian berkata: “Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!”

Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan: “Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah.”

Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri: “Kusangka aku ini masih tidur!” Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti: “Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?”

“Aphesus,” sahut penjual roti itu.

“Siapakah nama raja kalian?” tanya Tamlikha lagi. “Abdurrahman,” jawab penjual roti.

“Kalau yang kau katakan itu benar,” kata Tamlikha, “urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!”

Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!”

Imam Ali menerangkan: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!”

Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha: “Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!”

“Aku tidak menemukan harta karun,” sangkal Tamlikha. “Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!”

Penjual roti itu marah. Lalu berkata: “Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?”

Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: “Bagaimana cerita tentang orang ini?”
“Dia menemukan harta karun,” jawab orang-orang yang membawanya.

Kepada Tamlikha, raja berkata: “Engkau tak perlu takut! Nabi Isa a.s. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat.”

Tamlikha menjawab: “Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!”
Raja bertanya sambil keheran-heranan: “Engkau penduduk kota ini?”

“Ya. Benar,” sahut Tamlikha.

“Adakah orang yang kau kenal?” tanya raja lagi.

“Ya, ada,” jawab Tamlikha.

“Coba sebutkan siapa namanya,” perintah raja.

Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata: “Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?”

“Ya, tuanku,” jawab Tamlikha. “Utuslah seorang menyertai aku!”

Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: “Inilah rumahku!”

Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: “Kalian ada perlu apa?”

Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: “Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!”

Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: “Siapa namamu?”
“Aku Tamlikha anak Filistin!”

Orang tua itu lalu berkata: “Coba ulangi lagi!”

Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: “Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka.”

Kemudian diteruskannya dengan suara haru: “Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as., dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!”

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: “Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?”
Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.

“Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua,” demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.

Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: “Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!”

Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: “Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!”

Tamlikha menukas: “Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?”
“Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,” jawab mereka.

“Tidak!” sangkal Tamlikha. “Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!”

Teman-teman Tamlikha menyahut: “Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?”

“Lantas apa yang kalian inginkan?” Tamlikha balik bertanya.

“Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,” jawab mereka.

Mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!”

Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua.

Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah s.w.t. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu.”

Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu.”

Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman:

“Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa Saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, “Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka.” Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, “Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid.”

Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu: “Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?”

Pendeta Yahudi itu menjawab: “Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini!”

Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha ‘ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul Allah s.a.w.

(sumber : http://www.indonesiaindonesia.com/f/87236-kisah-ashabul-kahfi-penghuni-gua-versi/

0

CARA ERROR COST KARTU SIMPATI MENJADI 7,3MB

Thursday 6 June 2013

Nah sekarang saya akan berbagi trik untuk erotkan qos telkomsel biar dapat 7 ember.
1. SIAPKAN KARTU SIMPATI BARU YANG BAWAAN PULSA 3RB 
DAN REGISTRASI 4444 AKTIFKAN

2. MARI KITA ERORKAN QOS KARTU SIMPATI INI AGAR BISA 7360 / 7MBPS , 
TANPA DI ERORKAN QOS CUMA 512 / JADI BIAR SPEED LEBIH CEPAT AJA

**Beli Flash Harian yg Rp.2000 (5Mb) untuk 1 hari, bukan yang berlangganan
Ketik *363# pilih 2 , pilih 1 , pilih 1 , pilih 1 , pilih 1

**KONEK APN: INTERNET DAN GUNAKAN UNTUK BUKA www.youtube.com 
jgn streaming tapii
untuk ngeLoad Home Page Youtube doang..

**MODEM MASIH POSISI KONEK , beli lagi flash yg *363*500# , 
klo modem g support ussd/call ,Ketik Via sMS : FLASH ON 500 kirim ke 3636

**GUNAKAN UNTUK BUKA www.youtube.com Lagi di reload aja

**MASIH DI POSISI MODEM KONEK YAA
Lalu non aktifkan dah flash ultimanya, pergi ke pesan dan 
ketik via sms: FLASH OFF 
kirim ke 3636 jika ada konfirmasi,lanjut ketik FLASH YA 
dan jika ada konfirmasi lagi . 
SELAMAT FLASH ANDA SUDAH BERHASIL DINONAKTIFKAN 
berarti anda sudah berhasil EROR..

CARA CEK EROR NGGK YA QOS NYA 7360 DOWNLINK NYA :)

1 komentar

GIGANTES

Saturday 1 June 2013

Gigantes, Raksasa Nyata Yunani Kuno
July 13, 2012 | 5

Legenda Yunani kuno, Gigantes, keturunan Hybrid (manusia-dewa), menceritakan secara universal tentang para dewa yang turun ke bumi menikahi manusia dan melahirkan ras Pahlawan Kuno.. dan semua legenda ini menjadi semakin dibingungkan dengan adanya campuran ras Adam dikemudian hari, memunculkan taman (Eden) kedua.”(Urantia Book: 856)

Urantia, buku misterius yang tidak diketahui siapa penulis aslinya. Di buku ini menceritakan segala hal termasuk diantaranya sejarah peradaban awal sebelum turunnya Adam ke muka bumi. Dikemudian hari, sejarawan alkitab dan arkeolog menganalisa buku Urantia dengan alkitab dan naskah kuno Sumeria, dan sejarah yang tertulis disana memiliki persamaan bahkan membuka kunci peradaban Yunani kuno dan benua yang hilang.

Kronologi menceritakan bahwa sebelum diturunkannya Adam sebagai khalifah, bumi telah dihuni oleh malaikat. Mereka membuat peradaban modern, mengambil manusia sebagai istri, membangun Taman Eden kedua di bumi (Lemuria), dan banyak membuat kerusakan & kejahatan di muka bumi. Penafsiran buku Urantia dan naskah-naskah kuno bangsa Sumeria menjelaskan bahwa, di bumi terdapat dua ras yang diturunkan dari genetik berbeda. Pertama, genetik yang diturunkan bangsa Sumeria yang sudah lebih dulu hidup di bumi yang membuat peradaban maju dan lebih banyak menimbulkan kerusakan, kejahatan. Kedua, genetik Adam yang diturunkan Allah sebagai khalifah yang lebih banyak menurunkan pemimpin-pemimpin agama, religius, yang meluruskan jalan hidup manusia untuk tetap mengingat sang Pencipta.

Adam pertama kali diciptakan tapi tidak langsung diturunkan ke bumi, dan makhluk lain yang ‘berpasangan’ telah lebih dulu diturunkan yang natinya ikut menemani Adam. Berapa lama Adam berada di Surga? Sehari di surga, sudah berapa ribu tahun waktu yang terlewati di bumi? Dan ini cukup membuat peradaban awal yang dikenal maju dan berkembang, dalam catatan sejarah juga memprediksikan peradaban awal ribuan tahun jauh sebelum Adam menjadi khalifah pertama.

Oleh sebab itu, Samyaza bersikeras menolak rencana Tuhan yang menurunkan Adam ke muka bumi, karena dia telah lebih dulu membangun peradaban dan koloni disana. Bagaimanapun, Samyaza tetap berusaha menghentikan perkembangan genetik Adam dengan memunculkan Raksasa (Gigantes) dari bangsa Nefilim yang juga merupakan keturunan koloni Samyaza.

Jika kita menelusuri cerita ini, akan semakin tidak masuk akal, apakah benar sejarah mengatakan demikian? Bahkan sejarah ini lebih mirip dengan legenda Dewa Yunani kuno, Gigantes, Zeus, dan Dewa yang menginginkan manusia dihapus dari muka bumi. Karya Andrew Collins ‘From the Ashes of Angels-The Forbidden Legacy of a Fallen Race’, judul ini bagi saya sangat menakutkan, tapi banyak misteri yang diungkap disana.
Nefilim, Yunani Kuno Dan Naskah Sumeria

Peristiwa dalam buku Urantia dan diteliti oleh banyak arkeolog menafsirkan naskah kuno yang ditulis oleh bangsa Sumeria lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Meskipun sejarah pertama bangsa Sumeria tercatat sekitar 3.000 SM, buku ini menceritakan peristiwa yang jauh lebih tua, legenda zaman Paleolitik. Catatan ini menyatakan sebuah budaya kuno tersembunyi yang mendahului peradaban Sumeria ribuan tahun sebelumnya. Sekitar 500.000 tahun yang lalu, sekelompok ‘makhluk langit’ turun ke planet bumi untuk meningkatkan populasi dan budaya sehingga membentuk masyarakat yang lebih damai untuk memajukan peradaban.

Rencana ini terputus disebabkan ‘pemberontakan di surga’ yang terbagi menjadi dua kubu, mereka yang tetap setia dengan rencana Ilahi dan mereka yang memilih untuk menyesuaikan diri dengan Samyaza. Dari sini legenda ‘kisah malaikat turun ke bumi’ muncul dan mengambil pasangan dari ras manusia yang menghasilkan ras Hibrida, disebut Nefilim. Kemudian kedatangan Adam dan Hawa terjadi, makhluk yang diturunkan Tuhan untuk meningkatkan genetika manusia dan mengembalikan rencana Ilahi yang terputus begitu lama. Karena kesamaan tertentu, lokasi dan waktu di mana dua peristiwa terjadi, penulisan naskah kuno Sumeria bercampur dan membuat tanda tanya besar dalam penelusuran sejarah peradaban. ‘Adam dan Hawa menjadi manusia pertama yang diciptakan oleh Dewa bangsa Sumeria.’

Tapi kita memiliki catatan sejarah tentang Nefilim. Para nabi selama periode waktu yang sangat panjang memiliki komunikasi dengan makhluk surgawi. Bangsa Sumeria dalam buku Urantia digambarkan sebagai Andites yang merupakan komponen kunci peradaban kuno. Banyak sejarawan dan arkeolog bingung dalam menjelaskan ‘bagaimana mereka bisa memiliki peradaban yang sepenuhnya dikembangkan oleh makhluk yang tidak diketahui asalnya’. Catatan kuno Sumeria menjelaskan peradaban diawali dari para dewa, tepat seperti yang tertulis dalam teks-teks kuno dan mitologi Dewa Yunani kuno. Bangsa Sumeria bermigrasi dari Mesopotamia dan mereka membangun peradaban ke seluruh dunia hingga menjadi sejarah.
Gigantes Dan Bangsa Nefilim Dianggap ‘Pahlawan Yunani Kuno’

“Pasca era pemberontakan Samyaza, menggambarkan kejadian yang tidak biasa. Sebuah peradaban besar yang memiliki budaya Dalamatia akan terbagi. Nefilim (Nodites) berada di bumi pada masa itu, dan ketika para dewa turun mengambil anak-anak perempuan, mereka melahirkan ‘pahlawan (Yunani) zaman dahulu’, orang-orang (Yunani) terkenal.’ Sementara para Dewa, Penjaga dan keturunan mereka dianggap oleh manusia sebagai evolusi dikemudian hari, bahkan perawakan mereka diperbesar melalui tradisi ini. Kemunculan cerita rakyat secara universal tentang para dewa yang turun ke bumi mengambil anak-anak perempuan dan melahirkan ras pahlawan Yunani kuno.. dan semua legenda ini menjadi semakin dibingungkan dengan adanya campuran ras Adam dikemudian hari, memunculkan taman (Eden) kedua.” (Urantia Book: 856)

Shemyazaz (juga dikenal sebagai Semjaza, Shemyaza, Samyaza, dan Shemhazai) adalah malaikat yang turun ke bumi, sebagai salah satu Grigori yang awalnya sebagai malaikat terkuat di surga.

Para ‘Penjaga’ yang dianggap sebagai malaikat turun ke Bumi, berpasangan dengan manusia (perempuan) dan menjadi bapak bangsa Raksasa. Keturunan mereka adalah Nefilim dan Refaim yang ditafsirkan dalam sejarah raksasa. Meskipun disebutkan dalam buku Henokh dan Yobel yang berisi deskripsi sangat luas dalam menggambarkan makhluk tersebut. Dalam bahasa Yunani disebut sebagai Gigantes yang merupakan salah satu ras mengerikan dalam Theogony yang ditulis oleh Hesiod (907 SM). Raksasa-raksasa ini dalam mitos Yunani kuno, juga disebut Titan yang merupakan hibrida antara makhluk langit dan bumi. Mereka memberontak Uranus (ayah mereka), tetapi dikalahkan oleh Zeus dan dilemparkan ke Tartarus.
Bacchus Ariadne, yunani kuno, titan

Bacchus and Ariadne (1523) / Credit: Titian, National Gallery-London

Genesis Apocryphon menyebutnya Nephilim dan memiliki referensi tentang ‘Malaikat Allah’ dan ‘anak perempuan manusia’ yang diperkenalkan dalam Genesis 6. Disini juga menguraikan lebih jauh dan memberikan wawasan berharga tentang cerita kuno yang ditafsirkan oleh orang-orang Yahudi kuno. Salinan Genesis Apocryphon ditemukan di Qumran abad ke-2 SM, tapi berdasarkan sumber yang lain bahwa kitab itu jauh lebih tua dari yang diperkirakan. Ketika ditemukan pada tahun 1947, Buku ini telah banyak terpotong dan rusak akibat waktu dan kelembaban. Lembaran buku menjadi buruk sebelum teks itu diuraikan. Ketika para ulama dan sejarawan membuat pernyataan publik, dokumen tersebut menegaskan bahwa makhluk surgawi dari langit turun di planet Bumi. Lebih dari itu, menceritakan bagaimana makhluk-makhluk ini telah dikawinkan dengan wanita Bumi dan memiliki keturunan raksasa.

Deuteronomy 3:4 menyatakan bahwa Argob, yang disita Jair dari Raja Og (Raja Raksasa), merupakan enam puluh kota yang dibangun oleh bangsa Refaim. Kemudian Gilgal Refaim (Israel), konstruksi batu berlingkar konsentris, konon dibangun oleh raksasa, berusia 5200 tahun dan diyakini telah dibangun oleh raksasa Nephilim. Dengan kata lain, pada zaman Yunani kuno, Nefilim ataupun bangsa Raksasa digunakan sebagai senjata, membangun bangunan yang terbuat dari potongan-potongan batu, dan hal yang mungkin terjadi dalam pembangunan piramida menggunakan kekuatan raksasa Nefilim.

Banyak kesulitan dalam identifikasi Argob sebagai wilayah kerajaan Og dengan alasan filologis Leja. Tapi argumen ini terbukti goyah dan tidak mendasar, identifikasi ini sekarang umumnya meninggalkan kepercayaan adanya kota-kota besar Og yang diidentifikasi dengan sisa-sisa situs kuno di Leja dan Hauran. Semua yang disebut sebagai ‘kota-kota raksasa Basan‘ tanpa terkecuali, sekarang dikenal sebagai Yunani-Romawi, tidak lebih awal dari waktu Herodes dan tidak ada jejak nyata dari Raksasa Og dan bangsanya. Fakta ini agak melemahkan identifikasi yang telah diusulkan untuk kota-kota Basan, misalnya Edrei yang diidentifikasi dengan Ed-Dera’a. Selain Yunani-Romawi masih ada sebuah kota bawah tanah dari zaman yang tidak diketahui, mungkin sangat kuno, meskipun hal ini masih diperdebatkan.

Penelitian tentang mitologi Yunani kuno dan sejarah awal tidak berhenti disini, sejarawan masih terus mencari hubungan dan bukti lain melalui berbagai Alkitab. Saya sendiri masih kurang yakin apakah sejarah ini benar, benarkah Adam hidup diantara peradaban maju? Jika benar demikian, maka gambaran Adam Hawa tidak ‘primitif’ seperti yang digambarkan dalam sejarah yang ada.

Logika yang mendukung sejarah ini, ketika banjir besar melanda bumi, diperkirakan penduduk bumi sudah mencapai jutaan manusia. Secepat itukah generasi Adam berkembang, padahal Idris, Nuh, masih dikatakan keturunan terdekat dengan Adam. Saya jadi teringat dengan salah satu film yang menceritakan tentang legenda Yunani kuno (Wrath Of The Titans), Dewa membangkitkan kekuatan jahat dalam tanah untuk menghabisi ras manusia, sangat mirip dengan rencana Samyaza.
Inti Artikel :
cut pen, keturunan adam dan bangsa yang diturunkan nya, benda legendaris Yang ribuan tahun menghilang, cerita yunani, sejarah manusia menurut naskah sumeria, peradaban manusia raksasa, legenda yunani, alien purba dewa yunani, raksasa nyata di bumi, mytologi yunani apakah nyata, kitab yunani kuno, mitos yunani kuno, mitologi yunani yunani kuno, manusia raksasa berpasangan, legenda pahlawan yunani kuno,
Gigantes, Raksasa Nyata Yunani Kuno
July 13, 2012 | 5

    Legenda Yunani kuno, Gigantes, keturunan Hybrid (manusia-dewa), menceritakan secara universal tentang para dewa yang turun ke bumi menikahi manusia dan melahirkan ras Pahlawan Kuno.. dan semua legenda ini menjadi semakin dibingungkan dengan adanya campuran ras Adam dikemudian hari, memunculkan taman (Eden) kedua.”(Urantia Book: 856)

Urantia, buku misterius yang tidak diketahui siapa penulis aslinya. Di buku ini menceritakan segala hal termasuk diantaranya sejarah peradaban awal sebelum turunnya Adam ke muka bumi. Dikemudian hari, sejarawan alkitab dan arkeolog menganalisa buku Urantia dengan alkitab dan naskah kuno Sumeria, dan sejarah yang tertulis disana memiliki persamaan bahkan membuka kunci peradaban Yunani kuno dan benua yang hilang.

Kronologi menceritakan bahwa sebelum diturunkannya Adam sebagai khalifah, bumi telah dihuni oleh malaikat. Mereka membuat peradaban modern, mengambil manusia sebagai istri, membangun Taman Eden kedua di bumi (Lemuria), dan banyak membuat kerusakan & kejahatan di muka bumi. Penafsiran buku Urantia dan naskah-naskah kuno bangsa Sumeria menjelaskan bahwa, di bumi terdapat dua ras yang diturunkan dari genetik berbeda. Pertama, genetik yang diturunkan bangsa Sumeria yang sudah lebih dulu hidup di bumi yang membuat peradaban maju dan lebih banyak menimbulkan kerusakan, kejahatan. Kedua, genetik Adam yang diturunkan Allah sebagai khalifah yang lebih banyak menurunkan pemimpin-pemimpin agama, religius, yang meluruskan jalan hidup manusia untuk tetap mengingat sang Pencipta.

    Adam pertama kali diciptakan tapi tidak langsung diturunkan ke bumi, dan makhluk lain yang ‘berpasangan’ telah lebih dulu diturunkan yang natinya ikut menemani Adam. Berapa lama Adam berada di Surga? Sehari di surga, sudah berapa ribu tahun waktu yang terlewati di bumi? Dan ini cukup membuat peradaban awal yang dikenal maju dan berkembang, dalam catatan sejarah juga memprediksikan peradaban awal ribuan tahun jauh sebelum Adam menjadi khalifah pertama.

Oleh sebab itu, Samyaza bersikeras menolak rencana Tuhan yang menurunkan Adam ke muka bumi, karena dia telah lebih dulu membangun peradaban dan koloni disana. Bagaimanapun, Samyaza tetap berusaha menghentikan perkembangan genetik Adam dengan memunculkan Raksasa (Gigantes) dari bangsa Nefilim yang juga merupakan keturunan koloni Samyaza.

Jika kita menelusuri cerita ini, akan semakin tidak masuk akal, apakah benar sejarah mengatakan demikian? Bahkan sejarah ini lebih mirip dengan legenda Dewa Yunani kuno, Gigantes, Zeus, dan Dewa yang menginginkan manusia dihapus dari muka bumi. Karya Andrew Collins ‘From the Ashes of Angels-The Forbidden Legacy of a Fallen Race’, judul ini bagi saya sangat menakutkan, tapi banyak misteri yang diungkap disana.
Nefilim, Yunani Kuno Dan Naskah Sumeria

Peristiwa dalam buku Urantia dan diteliti oleh banyak arkeolog menafsirkan naskah kuno yang ditulis oleh bangsa Sumeria lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Meskipun sejarah pertama bangsa Sumeria tercatat sekitar 3.000 SM, buku ini menceritakan peristiwa yang jauh lebih tua, legenda zaman Paleolitik. Catatan ini menyatakan sebuah budaya kuno tersembunyi yang mendahului peradaban Sumeria ribuan tahun sebelumnya. Sekitar 500.000 tahun yang lalu, sekelompok ‘makhluk langit’ turun ke planet bumi untuk meningkatkan populasi dan budaya sehingga membentuk masyarakat yang lebih damai untuk memajukan peradaban.

Rencana ini terputus disebabkan ‘pemberontakan di surga’ yang terbagi menjadi dua kubu, mereka yang tetap setia dengan rencana Ilahi dan mereka yang memilih untuk menyesuaikan diri dengan Samyaza. Dari sini legenda ‘kisah malaikat turun ke bumi’ muncul dan mengambil pasangan dari ras manusia yang menghasilkan ras Hibrida, disebut Nefilim. Kemudian kedatangan Adam dan Hawa terjadi, makhluk yang diturunkan Tuhan untuk meningkatkan genetika manusia dan mengembalikan rencana Ilahi yang terputus begitu lama. Karena kesamaan tertentu, lokasi dan waktu di mana dua peristiwa terjadi, penulisan naskah kuno Sumeria bercampur dan membuat tanda tanya besar dalam penelusuran sejarah peradaban. ‘Adam dan Hawa menjadi manusia pertama yang diciptakan oleh Dewa bangsa Sumeria.’

Tapi kita memiliki catatan sejarah tentang Nefilim. Para nabi selama periode waktu yang sangat panjang memiliki komunikasi dengan makhluk surgawi. Bangsa Sumeria dalam buku Urantia digambarkan sebagai Andites yang merupakan komponen kunci peradaban kuno. Banyak sejarawan dan arkeolog bingung dalam menjelaskan ‘bagaimana mereka bisa memiliki peradaban yang sepenuhnya dikembangkan oleh makhluk yang tidak diketahui asalnya’. Catatan kuno Sumeria menjelaskan peradaban diawali dari para dewa, tepat seperti yang tertulis dalam teks-teks kuno dan mitologi Dewa Yunani kuno. Bangsa Sumeria bermigrasi dari Mesopotamia dan mereka membangun peradaban ke seluruh dunia hingga menjadi sejarah.
Gigantes Dan Bangsa Nefilim Dianggap ‘Pahlawan Yunani Kuno’

    “Pasca era pemberontakan Samyaza, menggambarkan kejadian yang tidak biasa. Sebuah peradaban besar yang memiliki budaya Dalamatia akan terbagi. Nefilim (Nodites) berada di bumi pada masa itu, dan ketika para dewa turun mengambil anak-anak perempuan, mereka melahirkan ‘pahlawan (Yunani) zaman dahulu’, orang-orang (Yunani) terkenal.’ Sementara para Dewa, Penjaga dan keturunan mereka dianggap oleh manusia sebagai evolusi dikemudian hari, bahkan perawakan mereka diperbesar melalui tradisi ini. Kemunculan cerita rakyat secara universal tentang para dewa yang turun ke bumi mengambil anak-anak perempuan dan melahirkan ras pahlawan Yunani kuno.. dan semua legenda ini menjadi semakin dibingungkan dengan adanya campuran ras Adam dikemudian hari, memunculkan taman (Eden) kedua.” (Urantia Book: 856)

Shemyazaz (juga dikenal sebagai Semjaza, Shemyaza, Samyaza, dan Shemhazai) adalah malaikat yang turun ke bumi, sebagai salah satu Grigori yang awalnya sebagai malaikat terkuat di surga.

Para ‘Penjaga’ yang dianggap sebagai malaikat turun ke Bumi, berpasangan dengan manusia (perempuan) dan menjadi bapak bangsa Raksasa. Keturunan mereka adalah Nefilim dan Refaim yang ditafsirkan dalam sejarah raksasa. Meskipun disebutkan dalam buku Henokh dan Yobel yang berisi deskripsi sangat luas dalam menggambarkan makhluk tersebut. Dalam bahasa Yunani disebut sebagai Gigantes yang merupakan salah satu ras mengerikan dalam Theogony yang ditulis oleh Hesiod (907 SM). Raksasa-raksasa ini dalam mitos Yunani kuno, juga disebut Titan yang merupakan hibrida antara makhluk langit dan bumi. Mereka memberontak Uranus (ayah mereka), tetapi dikalahkan oleh Zeus dan dilemparkan ke Tartarus.
Bacchus Ariadne, yunani kuno, titan

Bacchus and Ariadne (1523) / Credit: Titian, National Gallery-London

Genesis Apocryphon menyebutnya Nephilim dan memiliki referensi tentang ‘Malaikat Allah’ dan ‘anak perempuan manusia’ yang diperkenalkan dalam Genesis 6. Disini juga menguraikan lebih jauh dan memberikan wawasan berharga tentang cerita kuno yang ditafsirkan oleh orang-orang Yahudi kuno. Salinan Genesis Apocryphon ditemukan di Qumran abad ke-2 SM, tapi berdasarkan sumber yang lain bahwa kitab itu jauh lebih tua dari yang diperkirakan. Ketika ditemukan pada tahun 1947, Buku ini telah banyak terpotong dan rusak akibat waktu dan kelembaban. Lembaran buku menjadi buruk sebelum teks itu diuraikan. Ketika para ulama dan sejarawan membuat pernyataan publik, dokumen tersebut menegaskan bahwa makhluk surgawi dari langit turun di planet Bumi. Lebih dari itu, menceritakan bagaimana makhluk-makhluk ini telah dikawinkan dengan wanita Bumi dan memiliki keturunan raksasa.

Deuteronomy 3:4 menyatakan bahwa Argob, yang disita Jair dari Raja Og (Raja Raksasa), merupakan enam puluh kota yang dibangun oleh bangsa Refaim. Kemudian Gilgal Refaim (Israel), konstruksi batu berlingkar konsentris, konon dibangun oleh raksasa, berusia 5200 tahun dan diyakini telah dibangun oleh raksasa Nephilim. Dengan kata lain, pada zaman Yunani kuno, Nefilim ataupun bangsa Raksasa digunakan sebagai senjata, membangun bangunan yang terbuat dari potongan-potongan batu, dan hal yang mungkin terjadi dalam pembangunan piramida menggunakan kekuatan raksasa Nefilim.

Banyak kesulitan dalam identifikasi Argob sebagai wilayah kerajaan Og dengan alasan filologis Leja. Tapi argumen ini terbukti goyah dan tidak mendasar, identifikasi ini sekarang umumnya meninggalkan kepercayaan adanya kota-kota besar Og yang diidentifikasi dengan sisa-sisa situs kuno di Leja dan Hauran. Semua yang disebut sebagai ‘kota-kota raksasa Basan‘ tanpa terkecuali, sekarang dikenal sebagai Yunani-Romawi, tidak lebih awal dari waktu Herodes dan tidak ada jejak nyata dari Raksasa Og dan bangsanya. Fakta ini agak melemahkan identifikasi yang telah diusulkan untuk kota-kota Basan, misalnya Edrei yang diidentifikasi dengan Ed-Dera’a. Selain Yunani-Romawi masih ada sebuah kota bawah tanah dari zaman yang tidak diketahui, mungkin sangat kuno, meskipun hal ini masih diperdebatkan.

Penelitian tentang mitologi Yunani kuno dan sejarah awal tidak berhenti disini, sejarawan masih terus mencari hubungan dan bukti lain melalui berbagai Alkitab. Saya sendiri masih kurang yakin apakah sejarah ini benar, benarkah Adam hidup diantara peradaban maju? Jika benar demikian, maka gambaran Adam Hawa tidak ‘primitif’ seperti yang digambarkan dalam sejarah yang ada.

Logika yang mendukung sejarah ini, ketika banjir besar melanda bumi, diperkirakan penduduk bumi sudah mencapai jutaan manusia. Secepat itukah generasi Adam berkembang, padahal Idris, Nuh, masih dikatakan keturunan terdekat dengan Adam. Saya jadi teringat dengan salah satu film yang menceritakan tentang legenda Yunani kuno (Wrath Of The Titans), Dewa membangkitkan kekuatan jahat dalam tanah untuk menghabisi ras manusia, sangat mirip dengan rencana Samyaza.
Inti Artikel :
cut pen, keturunan adam dan bangsa yang diturunkan nya, benda legendaris Yang ribuan tahun menghilang, cerita yunani, sejarah manusia menurut naskah sumeria, peradaban manusia raksasa, legenda yunani, alien purba dewa yunani, raksasa nyata di bumi, mytologi yunani apakah nyata, kitab yunani kuno, mitos yunani kuno, mitologi yunani yunani kuno, manusia raksasa berpasangan, legenda pahlawan yunani kuno,