0

Isra' Mi'raj Rasulullah SAW Menurut Teori Fisika Hawking

Thursday 28 February 2013

Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah diperjalankannya beliau oleh Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Banyak yang coba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.


Stephen Hawking
Stephen Hawking

Teori Lubang Cacing

Raksasa di dunia ilmu fisika yang pertama adalah Isaac Newton (1642-1727) dengan bukunya : Philosophia Naturalis Principia Mathematica, menerangkan tentang konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan Hukum Gerak.

Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Relativitas Umum (1907).

Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis.

Dr. Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai tiori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan topnya di mana ia membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.

Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah.

Berdasarkan teori Roger Penrose :
“Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).“

Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut :


Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta dimulai dari sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Dentuman Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami Keruntuhan Besar (kiamat) menuju singularitas yang kacau dan tak teratur.

Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas, karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan menghasilkan besaran yang tidak dapat diramalkan.

Menurut Hawking bila kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan “jagat raya”, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa dipakai pada semua tahapnya.

Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantum. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.

Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.

Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.

http://namakugusti.files.wordpress.com/2011/01/godellubangcacing.jpg
Ilustrasi Lubang Cacing

Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.

Jadi dalam pandangan Hawking takdir itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.


Dalam bahasa ilmu kalam :
“Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Lauhul Mahfudz pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan perubahannya barang setetes.”

Menurut Dr. H.M. Nasim Fauzi, sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam).

Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing” bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebangkitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, sewaktu menjalani Isra’ dan Mi’raj.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOB_EXT3N7j9qMrpxyT5hlDCUYLn0IKnaDaOVsGjKPhJe6KBZiU2o9W00hZSFy5GceHCBZ39lxm9-OfSg3q_rbL7S_STb1kjbhQJwNlSLwXXg4DQ0YJitpq4JZDRggNDBanNVLDbp2QkBD/s1600/isra_miraj1.jpg
Dari sinilah Rasulullah SAW diperjalankan oleh Allah SWT ke langit.


Sebagaimana firman Allah :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal . . .
(QS. An Najm / 53:13-15)

Nampaknya dalam mengungkap Perjalanan Isra, Teori Hawking dengan “Lubang Cacing”-nya, sama logisnya dengan Teori Menerobos Garis Tengah Jagat Raya namun meskipun begitu, teori Hawking, tidak semuanya bisa kita terima dengan mentah-mentah.

Seandainya benar, Rasulullah diperjalankan Allah melalui “lubang cacing” semesta, seperti yang diutarakan oleh Dr. H.M. Nasim Fauzi, harus diingat bahwa perjalanan tersebut adalah perjalanan lintas alam, yakni menuju ke tempat yang kelak dipersiapkan bagi umat manusia, di masa mendatang (surga).

Rasulullah dari masa ketika itu (saat pergi), berangkat menuju surga, dan pada akhirnya kembali ke masa ketika itu (saat pulang).

Dan dengan mengambil teladan peristiwa Isra, kita bisa ambil kesimpulan :
1. Manusia dengan kekuasaan Allah, dapat melakukan perjalanan lintas alam, untuk kemudian kembali kepada waktu normal.

2. Manusia yang melakukan perjalanan ke masa depan, namun masih pada ruang dimensi alam yang sama, tidak akan kembali kepada masa silam (mungkin sebagaimana terjadi pada Para Pemuda Kahfi).

3. Manusia sekarang, ada kemungkinan dikunjungi makhluk masa silam, tetapi mustahil bisa dikunjungi oleh makhluk masa depan. Hal ini semakin mempertegas, semua kejadian di masa depan, hanya dipengaruhi oleh kejadian di masa sebelumnya.Semoga menambah wawasan kita semua

WaLLahu a’lamu bisshawab…

0

Sebab musabab Musnahnya Peradaban Besar di masa lalu

Sunday 24 February 2013

Augustus Le Plongeon (1826-1908),seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan memunculkan sebuah pendapat bahwa bangsa Lemuria lebih dahulu dari dari bangsa Antlantis maupun Mesir kuno.Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM – 11000 SM.Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya. Informasi tentang kehidupan bangsa Lemuria tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya.Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi,namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat(tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka.Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi ,bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce,Seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya berkali2 mengungkapkan hal yang sama. Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan.Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 ‘old soul’ yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni, Jepang, mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria? Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral.Menurut Edgar Cayce,munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat. Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan.Sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades. Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalakan bumi untuk menetap diplanet lain ini sedikit tidak masuk akal, namun faktanya tehnologi luar angkasa terus dikembangkan untuk mencari kemungkinan kehidupan diluar planet bumi.Penyelidikan UFO mendetail pertama di dunia yang dikenal terjadi diawal abad ke-13, tepatnya pada 1235 ketika pasukan Jendral Jepang Yoritsume mengamati fenomena cahaya yang tak dapat dijelaskan di angkasa. Jendra lalu menugaskan sekelompok penyelidik untuk mempelajadi kasus ini, dan akhirnya memberikan kesimpulan bahwa yang mereka lihat saat itu adalah sekedar bintang, yang bergoyang-goyang karena angin. Mungkin logika pada saat itu seperti itu dapat diterima karena ilmu astronomi belum berkembang seperti saat iniDi dunia modern, penelitian serius mengenai fenomena penampakan UFO telah dimulai pada sekitar tahun 1933 terhadap fenomena “Ghost Plane” di Skandinavia dan negara-negara lain di daratan Eropa . Di Australia sendiri, penelitian ini telah dimulai lebih awal lagi yaitu pada tahun 1920, ketika kapal laut SS Amelia J. menghilang di Selat Bass. Hilangnya kapal laut ini, ternyata terjadi bersamaan dengan banyaknya laporan mengenai munculnya sinar-sinar misterius di selat tersebut . Di Amerika Serikat, penelitian dimulai pada tahun 1947 atas kasus perjumpaan UFO yang dilaporkan Kenneth Arnold dalam penerbangannya di Gunung Rainier, AS.Namun walaupun telah puluhan (bahkan ratusan) tahun berlalu, tetap tidak ada penjelasan memuaskan yang dapat diberikan dari rangkaian penelitian atas fenomena UFO. Dan ternyata, dengan semakin canggihnya teknologi saja, fenomena UFO ini masih tetap menyimpan banyak misteri.Pada masa abad pertengahan, fenomena penampakan UFO seringkali dikaitkan dengan hal religius, atau superstitius. Tak jarang penampakan UFO di langit dianggap sebagai pertanda dari Tuhan atau dewa-dewa atas musibah yang akan datang, atau menyertai suatu kejadian khusus. Terrmasuk dalam hal ini misalnya beberapa lukisan abad pertengahan yang menggambarkan Yesus atau figur Kristen sakral lainnya, dengan latar belakang benda terbang misterius dilangit seperti Sedangkan pada masa yang lebih kuno, yaitu pada masa prasejarah, penampakan UFO ini seringkali memang dipercayai sebagai peristiwa kedatangan dewa yang mereka sembah, dewa yang pada jaman dahulu mengajarkan kebudayaan dan teknologi pada cikal bakal manusia modern sebagaimana dapat ditemukan dalam manuskrip kuno India.Ketika manusia memiliki kemampuan untuk menjelajah langit, tingkat pertemuan antara manusia dengan UFO pun makin meningkat. Keberhasilan Wright bersaudara untuk menunggangi angin dan membuat pesawat terbang, membuktikan bahwa terbang bukanlah hak eksklusif bangsa burung dan unggas. Dari pencapaian prestasi ini manusiapun lalu melihat fenomena UFO sebagai suatu hal yang lebih terukur dan lebih mengundang keingin tahuan, bukan sebagai dewa yang turun dari langit, namun sebagai hasil teknologi maju dari mahluk yang mungkin mirip seperti manusia.Yang menarik tentang keberadaan manusia luar angkasa, tak kurang seperti project Camelot yang melakukan penelitian terhadap Boriska , bocah dari Rusia yang mengaku berasal dari Planet Mars. Anak ini dapat mengingat dan menceritakan secara gamblang kehidupan lampaunya. Yang membuat cerita anak laki-laki ini istimewa adalah dia mengatakan pada kehidupan sebelumnya bahwa dirinya hidup di Planet Mars.Pada awalnya cerita anak ini sebagai cerita yang tidak masuk akal, namun jika seseorang mempercayai reinkarnasi dan mempertimbangkan banyak cerita dari anak-anak lain yang dapat mengingat kehidupan lampaunya di Bumi, maka tampak logis jika seorang anak juga dapat mengingat kehidupan lampaunya di planet lain. Juga, terdapat beberapa kasus yang didokumentasi dengan baik di mana terdapat beberapa orang anak yang dapat mengingat kehidupan lampaunya; khususnya berbagai pengalaman dari Shanti Devi, Parmod Sharma, dan Taranjijt Singh.Menurut Ibu Boriska yang merupakan seorang dokter, Boriska dapat berbicara dengan kata-kata dan ungkapan yang jelas pada usia satu tahun dan pada usia tiga tahun Boriska mulai menceritakan kepada orang tuanya tentang alam semesta dan menyebutkan nama semua planet dalam sistem tata surya serta satelit-satelitnya. Dia juga mulai memberi nasihat kepada orang lain untuk meningkatkan standar moral mereka; sebagai contoh, dia memberi tahu laki-laki dewasa untuk berhenti berselingkuh. Boriska amat bersikeras mengungkapkan apa yang ia rasakan sebagai Kebenaran.Cerita tentang moral yang disampaikan oleh Boriska tersebut sesungguhnya merupakan norma2 yang kita kenal dalam ajaran agama. Cerita tentang nabi yang menyebarkan perintah Tuhan kepada umat manusia sesungguhnya untuk menciptakan manusia dapat hidup berdampingan. Sebagaimana ucapan yang disampaikan oleh Nistradamus bahwa kejadian itu akan selalu berulang, ramalannya baru disadari kebenarannya setelah menjadi kenyataan, pada awalnya dirinya sering mendapat tantangan karena ucapannya dinilai bertentangan dengan doktrin agama. Kitab suci adalah kitab pedoman berkeyakinan nyatanya memang tidak satu. Bangsa Yahudi yang memiliki Alkitab Talmud yang mengajarkan bahwa selain bangsa yahudi adalah kafir dalam posisi sebagai budak yang harus dihancurkan. Dalam kitab Suci Al Qur`an sebaliknya mengingatkan keburukan bangsa Yahudi. Dua keyakinan yang saling mengkafirkan itu memang telah menimbulkan perasaan permusuhan. Fenomena yang berkembang dalam hubungan antar umat manusia ini agaknya ucapan Nostradamus itu bahwa kejadian akan selalu berulang itu akan menjadi sebuah kenyataan yang sulit terbantahkan. Legenda bangsa Lumeria dan bangsa Atlantis akan menjadi kenyataan pada peradaban manusia saat ini. Penjelajahan manusia keluar angkasa dengan tujuan mencari tempat kehidupan lain mungkil merupakan sebuah proses dimana pada akhirnya manusia akan saling menghancurkan karena keyakinan yang saling mengkafirkan itu.Senjata pemusnah masal telah diciptakan namun masih tersimpan karena masing2 masih mampu menahan diri.Suatu saat bumi akan ditinggalkan karena kehancuran yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dimana suatu saat nanti manusia yang menguasai tehnologi sudah mampu mendapatkan koloni baru. Itulah naluri manusia, dapat saja mempertahankan diri yang berart harus membunuh yang lainnya. Boriska anak dari Russia yang dapat menceritakan kehidupan masa lalunya mungkin saja sebagai peringatan bahwa punahnya peradaban Lumeria dan Atlantis dimuka bumi ini karena sikap permusuhan yang terbangun dikedua bangsa.

0

TIDUR ALA RASULLULAH

MUHASABAH sesaat sebelum tidur. Maksudnya kita ntu harus ntospeksi diri gan, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari karena saat instrospeksi ntulah kita memjadi orang yang selalu berfikir dan selalu menjadi pemikir gan. Lalu jika hendaklah memuji kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapat ketenangan dan jika kita telah melakukan banyak kesalahan kepadaNya maka kembali dan bertaubatlah kepada-Nya.
 kedua

TIDUR lebih dini, kira kira jam 9 nan gan. Menurut penilitian, orang yang tidur lebih dini dan tidur mereka lelap ( kurang lebih 2 sampai 4 jam ) berarti orang itu melakukan tidur yang sempurna. Jadi gan sebenarnya tidur minimal 8 jam itu tidak 100% bener gan. karena tidur ayam tidak dianggap sebagai tidur gan, itu hanya membuang waktu aja gan, bedain aja ama agan sendiri yang tidur lelap cuma 3 jam dan bandingin ama tidur ayam ampe 12 jam..pasti lebih segar yang lelap kan gan . berdasarkan hadits yang bersumber dari ‘Aisyah RA, bahwasanya Rasululloh SAW tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam (kurang lebih jam 3 dini hari), lalu Beliau SAW melakukan sholat malam(Muttafaq’alaih)
 ketiga

Membersihkan diri dari kotoran, cukup cuci muka, tangan, kaki, rambut, telinga ato yang muslim berwudu sebagaimana ia mau solat.”
 keempat

mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, yang ini pasti agan dah ngerti. berdasarkan hadits Abu Hurairoh, bahwasanya Rosululloh SAW bersabda, “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu riwayat dikatakan: 3 kali (Muttafaq’alaih)
 kelima

no tidur terkurap. penilitian membuktikan bahwa tidur dengan posisi tengkurap menyebabkan kesulitan pencernaan dan penyumbatan pernafasan. cobain deh agan tengkurap 1 jam. sesek deh  terus tulang rusuk juga bakalan ketekangan.pokonya jangan sekali sekali tidur tengkurap. Abu Dzar menuturkan, Nabi SAW pernah lewat melintasi aku, di kala aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi SAW membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda, “Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni Neraka,” (HR Ibnu Majah dan dinilai shohih oleh Al-Bani)Bahkan dalam hadits lain dijelaskan, bahwa tidur/berbaring tengkurap adalah sifat dari tidurnya Iblis, karena menghindari bertatapan langsung dengan Alloh SWT yang telah melaknat dan mengutuknya.
 keenam

Janngan tidur di atas tempat terbuka !!!!!!!!. membuka jendela juga termasuk tempat terbuka gan.angin malam hari mengandung banyak uap air yang tidak baik untuk langusng dihirup dan akan menyebabkan paru paru basah. tapi beda dengan udara dini hari yang menyehatkan. tapi angin dini hari juga tak menyehatkan gan, tapi pasti agan dah tau udara ama angin kan gan. di dalam hadits yang bersumber dari ‘Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi SAW telah bersabda, “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya,” (HR Al-Bukhori)
 ketujuh

Matikan lampu sebelum tidur Jangan takut tidur dalam gelap, karena gelap melindungi kita dari berbagai penyakit. Tidur di tempat gelap dan hening merangsang pembentukan hormon melatonin sebaliknya sinar yang terang dan medan elektromagnetik mampu menghambat pembentukannya. Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) merupakan konduktor dari seluruh hormon yang ada di dalam tubuh manusia guna mengatur dan menjaga keharmonisan kerja mereka, sehingga menjaga keteraturan metabolisme sel, mempertahankan efisiensi/efektivitas kerja sel dan membuat sel tidak mudah rusak.
Hormon melatonin sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar yang terletak di antara kedua sisi otak. Hanya sebagian kecil dibuat di usus dan retina mata. Hormon melatonin diproduksi dalam jumlah besar pada orang muda, untuk kemudian menurun setelah usia 40 tahun. Penurunan produksi hormon ini menyebabkan berbagai keluhan yang lebih banyak dialami oleh usia tua dibandingkan dengan usia muda. Hormon melatonin berperan besar dalam membantu kualitas tidur, hal ini menjawab mengapa orang tua lebih susah tidur.Selain itu Hormon melatonin juga berperan sebagai :Antioksidan,Membantu menigkatkan sistem kekebalan tubuh,Melindungi dari polusi lingkungan serta efek racun lainnya,Mempertahankan kesehatan jantung ( termasuk menstabilkan kadar cholesterol di dalam darah dan menurunkan resiko timbulnya ketidakteraturan detak jantung yang biasa timbul pada orang tua), mencegah kanker serta mendukung pengobatan kanker,Meringankan kondisi penderita AIDS karena Melatonin dapat merangsang sel-sel kekebalan tubuh yang abnormal menjadi normal kembali.Oleh karena itu matikan lampu sebelum tidur, selain menghemat listrik juga memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh.

“Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman,” (Muttafaq’alaih)
 kedelapan

BERDOA DOLOO GAN. kalo yang muslim MEMBACA ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqoroh, Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shohih yang menganjurkan hal tersebut.
 kesembilan

Menurut penelitian dalam membuktikan kebenaran cara tidurRasulullah SAW, melalui riset medis diperoleh hasil: Dalam posisi tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan dan mengusahakan kepala menghadap utara dan kaki mengarah ke selatan, dalam posisi ini tubuh tidak menolak arus atau medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan terhubung lancar ke system syaraf kita.

0

Misteri Piramida kebudayaan Atlantis di Jawa

Rakryan Vadia Andika nama seorang penulis yang hidup semasa berdirinya Majapahit hingga mencapai puncak keemasaannya era Prabu Hayam Wuruk. Sepagi itu tidak sebagaimana biasanya terus-menerus tiada henti menulis tembangnya di atas rontal. Begawan itu hidup bersama seorang putrinya yang masih remaja menurut ukuran masa itu. Hari ini pertama bulan kelima 1316 Saka atau 1394 Masehi. Musim hujan telah reda yang ditandai berseminya tanaman palawija di kebun belakang rumah di tepi kotaraja Majapahit itu.
      "Ayahanda, tegal yang berada di depan rumah itu sebaiknya ditanami apa?" tanya Dewi Anggia, putri sang begawan itu tampaknya sudah selesai membersihkan diri setelah mengontrol kebun belakang rumah yang dikerjakan oleh seorang petani upahan.
      "Ubi jalar lebih baik ditanam lagi di kebun depan itu, ananda, sekaligus memperindah pemandangan di halaman," sahut sang ayahanda, sambil tersenyum mengagumi kecantikan putrinya yang mirip sekali dengan ibunya. Gadis itu bertulang pipi tinggi, matanya lebar, dan berhidung keturunan brahmana.
      Dewi Anggia seperti biasanya tiap hari menunggu kata-kata selanjutnya yang keluar dari mulut lelaki sepuh berusia lebih satu abad itu.
      "Ananda ingin mengetahui piramida yang dirahasiakan itu?" Ra Vadia memulai, dan tanpa menunggu jawaban sang putri, ia meneruskan, "Jayabaya raja Kediri itu mengatakan ada periode manusia pertama yang mengisi dan mendiami pulau Jawa. Periode manusia pertama yang menghuni pulau Jawa itu terjadi pada empat ribu dua ratus sebelum tahun Saka. Masa yang penuh misteri itu tentunya diketahui sang raja Jayabaya karena tidak jauh dari wilayah Kediri terdapat sebuah bukit yang misterius Gunung Klothok. Dan gunung atau bukit Klothok itu tentu paling dekat dengan kehidupan Jayabaya."
      "Siapa menurut Jayabaya yang hidup empat ribu dua ratus tahun sebelum Saka itu, ayahanda?" tanya Dewi Anggia penuh keingintahuan.
      Ra Vadia tercenung sejenak. "Orang Majapahit menamainya manusia Atlantis, manusia yang telah mencapai kemajuan dalam kehidupan spiritual dan telah berhasil menguasai teknologi melalui kekuatan daya pikiran mereka."
      "Mereka meninggalkan bukti atau sesuatu apapun, ayahanda?"
      "Ya, peninggalan mereka yang tersisa hanya terdapat di gunung, selain yang di gunung telah lenyap semua pada waktu bencana dahsyat itu memusnahkan kehidupan mereka, dan Jayabaya memprediksi gunung Klothok yang memiliki lima puncak itu menyimpan sesuatu berupa peninggalan manusia yang pertama mengisi pulau Jawa, manusia Atlantis itu."
      "Ayahanda dapat menggambarkan Gunung Klothok itu, yang mungkin menyimpan peninggalan manusia Atlantis?"
      "Puncak Klothok berada di tengah, dan di punggung daripada puncak tertinggi itulah merupakan sumber air utama yang mengalir ke Barat, melalui Tretes. Aliran air yang mengarah ke Selatan bermuara ke Sumber Loh. Sedangkan yang mengarah ke Timur bermuara ke mata air di dekat goa Selabale. Jika sedang berada di puncak Klothok jika mata di arahkan ke Utara maka akan terdapat satu puncak lagi yang untuk menuju ke puncak utara itu terlalu curam. Begitu pula puncak di sebelah Selatan terlalu terjal untuk dicapai dari puncak utama. Sebelah Barat puncak utama Gunung Klothok terdapat satu puncak yang agak rendah, dan hanya bisa didaki dari utara di wilayah Kaligayam. Lembah dan jurang membatasi puncak sebelah Barat dan Puncak tertinggi di bagian tengah.
      Satu-satunya dari kelima puncak Gunung Klothok yang terpisah dan tidak terlalu curam ialah Gunung Emas Kumambang yang sebenarnya masih termasuk bagian dari Gunung Klothok itu sendiri, oleh karena ia berada di barisan terdepan dan seolah berdiri sendiri maka ia mendapat nama tersendiri Emas Kumambang." Begawan itu terdiam, ia memandang keluar rumah dari jendela yang terbuka lebar-lebar. Dewi Anggia menunggu kelanjutan cerita ayahandanya. Ia penasaran seperti apa peninggalan orang-orang Atlantis itu? Sama seperti peninggalan Kerajaan Kediri yakni candi Penataran yang dibangun pada abad keduabelas Masehi itu?
      "Orang Atlantis itu menggunakan kekuatan pikiran dalam memindahkan potongan gunung yang selanjutnya disusun menjadi bukit batu buatan. Mereka menciptakan bangunan itu tentu dengan tujuan tertentu, mungkin sebagai semacam landasan terbang, atau tempat pemujaan. Mereka menciptakan bangunan itu dengan penuh daya upaya agar mirip dengan buatan alam, oleh karena itu kemajuan teknologinya seperti sengaja meniru bentuk alamiah dan juga seolah-oleh membuat kamuflase atau meniru alam."
      "Ayahanda, apakah hasil karya mereka selalu disembunyikan agar tidak ditemukan orang dari masa depan?" tanya Dewi Anggia.
      "Tidak, ananda. Oleh karena mereka menggunakan teknologi kekuatan pikiran yang bersifat alamiah, maka hasil karya mereka, piramida batu itu, sangat tidak kentara buatan manusia, akan tetapi bangunan itu  persis seperti alam sendiri yang membuatnya."
      "Jadi sangat sulit untuk ditemukan, begitu Ayahanda?"
      Rakryan Vadia mengangguk, sang putri merasa telah bertambah satu lagi pengetahuannya mengenai sebuah masa silam yang sangat dirahasiakan oleh alam, bahkan itu pun tanpa disengaja atau disadari oleh para pelakunya sendiri, manusia Atlantis Jawa itu.

0

Makhluk Yang Terdapat Pada Langit Pertama Sampai Ketujuh

Alhamdulilah,dengan telah adanya kepahaman mengenai teori dimensi seperti yang telah diuraikan diatas,maka dapat kita katakan sebagai berikut.
Menurut surat Fushilat(41) ayat 12 Allah Berfirman yang artinya:Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap tiap langit urusannya.Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan binatang binatang yang cemerlang.Demikianlah Allah SWT bercerita tentang langit alam semesta yang dihiasi dengan bintang bintang yang jumlahnya 7 tingkat.

Menurut surat Ath-Thalaaq(65) ayat 12 Allah berfirman yang artinya :Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Menurut surat Al-Mulk(67) ayat 3 Allah berfirman yang artinya:Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis lapis,kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang
1. Langit Pertama


-Sebagai alam semesta kita yang berdimensi 3-Bumi adalah salah satubenda langit yang dihuni manusia-Alam semesta dengan seluruh benda-benda langit-Langhit pertama dengan jumlah tak terhingga,banyaknya tersusun membentuk langit kedua sebagai ruang yang berdimensi 4,namun yang dihuni manusia hanya 1 saja.
Langit Kedua


-Sebagai ruang yang berdimensi 4-Ruang ini dihuni oleh bangsa jin dan benda/makhluk berdimensi 4 lainnya-Langit ini dengan jumlah tak terhinga banyaknya,kemudian tersusun sampai langit ke tiga yang berdimensi 5,salah satunya dihuni jin selebihnya tidak berpenghuni
Langit Ketiga


-Sebagai ruang berdimensi 5-Ruang ini didalamnya hidup jiwa atau arwah orang2 yang sudah meninggal,mereka tinggal mulai langit ke tiga sampai ke enam.-Langit ke tiga ini dengan jumlah tak terhingga,tersusun membentuk langit ke empat yg berdimensi 6
4. Langit Keempat sampai Keenam

Langit Keempat s/d ke Enam-Berdimensi 6 s/d 8-Dengan jumlah tak terhingga menyusun langit kelima sampai ketujuh yang berdimensi 6 sd 9
5. Langit Ke Tujuh


-Langit ketujuh sebagai ruang berdimensi 9 ini merupakan ruang terbesar dan tertinggi,dimana didalamnya terdapat Akhirat,Surga dan Neraka-Bumi yang dihuni manusia adalah benda langit dari alam semesta yang berada pada langit pertama ini merupakan bagian terkecil dari alam akhirat

0

DZULKARNAEN DAN KOTA ATLANTIS ADA DI AL-QURAN

Di dalam artikel ini akan dibahas mengenai hubungan antara Dzulkarnaen dengan Peradaban tinggi jaman dulu (Atlantis). Ini hanya kajianku pribadi, jadi jika salah yang salah adalah penulis bukan Al-Quran nya. Aku hanya mencoba mentafsirkan.
[QS 18:83] Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya”.

Berdasarkan ayat ini maka Dzulkarnaen adalah manusia yang hidup sebelum nabi Muhammad.

[QS 18:90] Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari  dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,

Dalam tafsir Harun Yahya, disebutkan bahwa kalimat dari “Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”, adalah daerah Kutub. Dimana di daerah ini lapisan ozon lebih tipis sehingga radiasi matahari lebih berbahaya.

Tahun 1991 Arkeologis Amerika dan Mesir menemukan sekitar 12 perahu besar 13 km dari sungai Nil yang merupakan kepunyaan Fir’aun pertama. Berusia sekitar 5000 tahun yang kemungkinan merupakan kapal untuk tujuan keagamaan. Menurut Herodotus orang Mesir mengenal perbintangan lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Pengetahuan ini didapatkan (diwarisi)  dari peradaban asing yang belum  diketahui. Kemungkinan berasal dari Antartika. Antartika dipercaya dulunya tidak tertutup Es 100%. Dan bahwa gletser lah yang menghancurkan peradaban Antartika mulai sejak 10.000 SM (www.s8int.com)
Jadi siapakah orang yang pada masa lalu yang pernah sampai ke kutub?. Jika orang itu adalah Alexander Agung, sepertinya bukan. Karena berdasarkan sejarah dia belum pernah sampai ke Kutub. cuma sampai sekitar Asia tengah.

Bisa disimpulkan bahwa Dzulkarnaen merupakan penjelajah pada masa lalu yang kemungkinan secara peradaban sudah maju.  Selain daerah kutub, penjelajahan juga pernah sampai di sekitar laut hitam (QS 18:86)


[QS 57:25]…… Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

[QS 18:96] berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.

[QS 18:98] Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”.

Dimanakah tempat yang dimaksud di ayat tersebut diatas?. Dr Kuehne mencermati Atlantis sebagai daratan yang memanjang dari  pantai selatan spanyol sampai kota Sevila.  Gunung yang tinggi oleh para ahli digambarkan sebagai Sierra Novena dan Sierra Nevada. “Plato juga menulis bahwa Atlantis kaya akan tembaga dan logam lainnya. Tembaga ditemukan melimpah di tambang dari Sierra Morena,” jelas Dr Kuehne.

Dr Kuehne melihat bahwa perang antara Atlantis dan Mediterania timur yang dijelaskan dalam tulisan-tulisan Plato mirip serangan terhadap Mesir, Siprus dan Levant selama abad 12 SM oleh perampok misterius yang dikenal sebagai Orang Laut.  Akibatnya, ia mengusulkan bahwa Atlantis dan Orang Laut berada dalam satu fakta dan sama. Pertemuan ini akan menyamakan baik kota dan masyarakat Atlantis dengan  budaya Zaman Besi Tartessos dari Spanyol selatan atau lainnya, zaman perunggu yang tak diketahui. Sebuah hubungan antara Atlantis dan Tartessos pertama kali diusulkan pada awal abad ke 20. (www.s8int.com)

Bayangkan, bahwa Dzulkarnaen bisa membuat benteng dari besi  setinggi gunung. Tentu Dzulkarnaen manusia yang sangat hebat. Tetapi siapakah manusia masa lalu yang sehebat dia. Anda mungkin pernah membaca bahwa di dunia ini ada sisa-sisa teknologi masa lalu, semisal radiator nuklir kuno di Oklo Gabon Afrika, juga bangunan kuno yang secara teknologi atau arsiteknya melebihi bangunan sekarang. Juga tentang teroti Lemuria atau Atlantis, yang merupakan peradaban canggih masa lalu yang hilang.

[QS 50:36] Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?

[QS 35:44] Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

[QS 40:82] Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi , maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.

Reaktor Nuklir Prasejarah di Gabon

Bangunan bawah laut di Cuba (3D scan bawah laut)

Kuil kuno bawah laut di Jepang

Sisa peradaban kerajaan Harapa India, di pantai Mahabalipuram

[QS 20:99] Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur’an)

[QS 12:3] Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui

0

S E M A R

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
• Bebadra = Membangun sarana dari dasar
• Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia
 
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar
Harafiah : Sang Penuntun Makna Kehidupan
tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik”.
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang, dempel = keteguhan jiwa).
Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa jawa kuno)
maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.
Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.
Semar barjalan menghadap keatas maknanya : “dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ), yang maha pengasih serta penyayang umat”.
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia), agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi.
MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.
Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.
Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan
Kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.
Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti.
Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.
Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati.
Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta. Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya.
Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan.
Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta.
Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin.
Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.
Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.
Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadah Janggan Semarasanta sebagai media menitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.
Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.
Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.
Sumber : http://tokoh-misteri.blogspot.com/2011/07/misteri-tentang-tokoh-semar.html#comment-form

0

Review Buku PERADABAN ATLANTIS NUSANTARA

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2011/09/16/review-buku-peradaban-atlantis-nusantara/

REVIEW BUKU: PERADABAN ATLANTIS NUSANTARA
Karya Ahmad Y. Samantho & Oman Abdurahman, et.all
Peradaban Atlantis Nusantara
Berbagai Penemuan Spektakuler Yang Makin Meyakinkan Keberadaannya
Kategori: Isu Baru
ISBN: 978-602-9159-30-1
Ukuran: 15 x 23 cm
Halaman: 560 halaman
Terbit: Juli 2011
Harga: Rp. 74900
DIRECT SELLING
SC: Rp. 74.900
Off: 25%
Saat ini: Rp. 56.175
__________________SINOPSIS_____________
Kenyataan bahwa sebuah peradaban besar pernah mengambil tempat di bumi Nusantara kini bukan hanya cerita belaka. Berbagai penemuan spektakuler dan mencengangkan terbaru, diungkap dalam buku ini. Penulisnya adalah orang Indonesia, dan pembahasannya pun dikaitkan dengan beberapa teks yang termuat pada Kitab Suci. Sehingga siapa pun yang membacanya dapat mengambil manfaat besar dari berbagai sudut pandang. Sangat Lengkap, dan sesuatu yang direkomendasikan untuk dibaca. Ditemukan: • Piramida di Jawa Barat yang lebih besar dari piramida Mesir • Situs Gunung Padang di Cianjur • Situs Batujaya di Kerawang-Bekasi • Situs Pasemah di Pagar Alam, Sumatra • Relief-relief di Candi Penataran, Blitar. • Berbagai situs purba yang belum tereksplor, dll Ahmad Yanuana Samantho terlahir di Bogor. Ia tamat kuliah S-1 di FISIP-UT jurusan Administrasi (Manajemen) Pembangunan, (1998) dan S-2 Filsafat Islam di ICAS. Kini dia mengelola lebih dari 10 Blogsite, antara lain Reinventing Atlantis Sunda di http://www.atlantissunda.wordpress.com. Kini ia juga membina groups Atlantis Indonesia di FaceBook dan menjadi anggota Group Gregetnusantara di FB. Oman Abdurahman terlahir di Ciamis, 14 Desember 1961. Beliau Menyelesaikan S-2 Rekayasa Pertambangan Insitute Tehnologi Bandung, Bid. Hidrogeologi. Segudang pengalaman pendidikan, kerja, dan organisasi telah mewarnai hidupnya. Alamat email: o_arahman@yahoo.com dan omanarah@gmail.com

Penemuan spektakuler dua sarjana terkemuka dunia: Prof.Dr. Aryisio Nunes des Santos dan Prof.Dr.Stephen Oppenheimer terhadap bukti-bukti faktual sejarah besar Nusantara kuno tentu saja sudah kontroversial dan mengguncangkan kemapanan dominasi paradigma ilmu pengetahuan Barat moderen saat ini. Melalui ketekunan dan kegigihan penelitian mereka berdua –walau masing-masing menggunakan pendekatan interdisipliner dan fokus penelitian yang berbeda– ditemukan fakta bahwa tanah Nusantara adalah tanah kelahiran Induk Peradaban besar dunia.
Santos dengan bukunya “Atlantis, The Lost Continent Has Finaly Found, The Definitive Localization of Platos’s Lost Civilization”yang dalam edisi terjemahan Indonesianya bertajuk:  “Indonesia Ternyata Tempat Lahir Peadaban Dunia”. Sedangkan Oppenheimer dengan bukunya: “Eden in The East, Benua Tenggelam di Asia Tenggara” dengan fokus utama pada hasil penelitian penelusuran jejak genetika umat manusia, akhirnya menyimpulkan bahwa Indonesia atau tepatnya Nusantara adalah lokasi Tanah Surga-nya Nabi Adam dan Siti Hawa, Bapak dan Ibu Agung Umat manusia se-dunia,  serta habitat tempat persemaian peradaban, budaya dan ilmu pengetahuan awal umat manusia cerdas yang menjadi lahan garapan para Nabi Allah SWT.
Namun demikian kedua hasil penelitian para profesor tersebut terasa belum lengkap dan komprehensif karena belum menyertakan sumber-sumber dan data mutakhir dari khazanah pemikiran filsafat dan agama, khususnya sejarah filsafat Islam dan pendekatan mistisisme atau ilmu Tasawuf (Irfan/islamic Mysticism) sebagai sebuah disiplin ilmu dan kajian interdisipliner bidang kearifan lokal dan sejarah Nusantara dari anak-anak warga pribumi Nusantara itu sendiri. Nah, pada dimensi yang terakhir inilah buku karya Ahmad Y. Samantho dan Oman Abdurahman ini mengambil peran dan posisi strategisnya dalam wacana dan upaya penelitian lanjutan terhadap “Misteri Sejarah Agung Peradaban Kuno Nusantara”.
Lebih dari itu, dari kajian yang dilakukan Samantho dan Oman dalam buku ini, ditemukan warisan Peradabaan Agung dan Luhur Nusantara yang sangat berharga dan bernilai tinggi, yaitu kearifan filsafat dan kebijaksanaan abadi dan universal (Perennial Wisdom) berupa “Kesadaran dan Ajaran Ketuhanan-Kemanusiaan” yang abadi, lintas peradaban-budaya bangsa-bangsa, lintas zaman dan tradisi-tradisi agama-agama.
Inilah signiikansi pentingnya buku PERADABAN ATLANTIS NUSANTARA, yang menyingkap Hikmah di balik dilema ANTARA MITOS DAN REALITAS yang berada di alamnya. Sekali lagi buku ini  dengan jelas telah mengupas secara kritis kelemahan dan kegalatan atau kerancuan serta kegagalan dominasi paradigma sains (ilmu pengetahuan) Barat Modern yang masih kental dengan Modernisme-nya yang sekular-materalistis dan “bermata sebelah” dalam memandang dan mengungkap Realitas Mutlak Ketuhanan dan manifestasi-Nya dalam Sejarah Induk Peradaban Umat Manusia.
Buku ini juga mengungkap kecenderungan kontroversial berbagai sarjana dan pemikir dunia Barat yang kini telah berpaling dan berupaya menengok kembali kepada Nilai-nilai dan Tradisi Luhur Ilmu Pengetahuan dan Kearifan Timur sebagai suatu “Jalan Alternatif” dalam menyongsong “Fajar Kebangkitan Spiritual Dunia Baru” di Milenium ketiga di Timur. Hal ini diyakini sebagai solusi terbaik untuk menanggulangi krisis multidimensional global umat manusia saat ini, melalui jalan kembali ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan-Perwakilan, serta Keadilan Sosial, berdasarkan kesadaran penuh dan kearifan “Bhineka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharma Mangrua”  (“Keaneka-ragaman dalam Kesatuan ‘sumber dan Tempat Kembali’, dan Tiada Kebenaran yang Mendua”).
Tentu saja apa yang dibahas  dalam buku ini masih harus ditindaklanjuti dengan berbagai penelitian interdisipliner dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dan metodologi, karena masih banyak misteri yang belum terungkap dengan jelas. Salah satunya, misalnya dengan diketemukannya beberapa bentang alam bukit atau gunung berbentuk piramida di Nusantara, seperti bukit Lalakon, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, dan bukit Sadahurip, kabupaten  Garut, Jawa Barat,  baru-baru ini. Juga berbagai penemuan situs-situs bersejarah lainnya di berbagai penjuru Nusantara yang berusia ribuan tahun  seperti fosil hutan mangrove di kedalaman laut Jawa dan perairan pantai selatan Kalimantan Selatan.
Kumpulan Foto Seminar Internasional Tentang Atlantis Sundaland:
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.1572786489489.2085412.1530337896
Sudah tentu, sejarah nasional Indonesia harus ditulis dan disusun ulang kembali. Tulis ulang tersebut bukan sekedar untuk penelitian dan pengembangan ilmu sejarah itu sendiri, tapi demi kepentingan banyak aspek dan dimensi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam maupun humaniora (ilmu-ilmu kemanusiaan), dan lain-lain aspek peradaban bangsa. Lebih dari itu, pengungkapan sejarah peradaban Nusantara kuno, yang menurut beberapa peneliti terkait dengan  fakta sejarah Atlantis-Lemuria atau negeri Eden in The East (Surga di Timurl) jelas sangatlah penting dalam membangun kembali “National Character Buiding”. Yaitu, membangun kembali jati diri dan watak bangsa, kebanggaan dan harga diri sebagai sebuah bangsa besar dengan peradaban unggul dan mulia, yang menjadi contoh dan prototype bagi semua peradaban besar lainnya di dunia.  Kesadaran dan kebanggaan baru ini bukanlah untuk menjadikan kita sombong dan takabur, melainkan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara  giat dan tekun bekerja dan berbuat kebaikan bagi seluruh alam semesta dan dunia. Bersyukur dengan giat dan tekun belajar dari sejarah, agar dapat meneruskan semua kebaikan dan kemajuan leluhur Nusantara, dan tidak lagi mengulangi berbagai kesalahan dan keburukan mereka. Untuk kembali bersatu dengan alam, bersatu dengan penuh cinta kasih dan tanggung jawab memelihara dan menjaga kelestariannya, memanfaatkannya dengan penuh kearifan dan hikmah serta membagikannya bagi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat dan bangsa dengan penuh keadilan dan kemanusiaan. Terhindar dari keserakahan dan kerakusan egois pribadi, keluarga dan kelompok sendiri yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan NKRI karena itu akan merusak sendi-sendi nilai keadilan, kemanusiaan dan ketuhanan.



Tentang buku ini, budayawan Indonesia terkemuka, Dr. Radhar Panca Dahana berkomentar: “Bahwa negeri kepulauan ini memiliki kejayaan sejak dulu, sebenarnya semakin terang dalam tahun-tahun belakangan ini. Bukan hanya melulu karena imajinasi dan ilusi sebagian dari kita, tapi juga karena fakta ilmiah yang berurutan membuktikannya. Sehingga kini tiadalah alasan bagi siapa pun untuk tidak mempercayai kemampuan, keberdayaan dan potensi luar biasa yang terpendam dalam diri kita, sebagai manusia, juga sebagai bangsa. Terlalu banyak alasan untuk meyakini: bahwa kita memiliki semua modal untuk menjadi besar. Buku Ahmad Samantho (dan Oman Abdurahman) ini menelisik dengan rajin dari mulai isyu, fakta, hingga opini tentang semua persoalan itu. Ia menyiapkan banyak alasan bagi siapa pun manusia Indonesia untuk meyakini dan mengembalikan kejayaan itu. Kecuali bagi mereka yang tidak mempercayai diri sendiri, lebih mempercayai pihak lain, mendustai, memanipulasi dan mengkhianati realitas historisnya ini. Semoga buku ini menjadi obat bagi mereka.”
Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yang pernah menyarankan agar tema tentang Atlantis di  nusantara ini agar dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional, berkomentar: “Saya bersyukur bahwa melalui buku ini saudara Ahmad Samantho dan Oman Abdurahman turut memperkenalkan teori Profesor Santos mengenai benua “Atlantis Indonesia” kepada khalayak pembaca yang semakin luas. Kadang-kadang, sejarah memang bukan hanya soal salah dan benar. Untuk mendorong impian warga bangsa menuju masa depan, kita memerlukan kesadaran sejarah tentang kebesaran-kebesaran masa lalu, makin jauh kita menghargai masa lalu, makin terbuka peluang dan tantangan bagi kita untuk berusaha mewujudkan mimpi tentang masa depan. Hanya dengan kesediaan dan kemampuan menghargai masa lalu itulah, kita berhak untuk bermimpi untuk membangun peradaban bangsa kita di masa depan.”
Sementara, Dr. Ir. Cahyana Ahmad Jayadi, MH, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, menyatakan: “Mengenal dan memahami peradaban masa lalu bagi setiap bangsa, merupakan salah satu kunci keberhasilan membangun karakter bangsanya. Hanya bangsa yang memiliki karakter-lah yang bisa survive menghadapi tantangan zaman di era globalisasi hari ini dan esok. Oleh karena itu, penerbitan buku karya Kang Ahmad Samantho dan Kangrai Oman Abdurahman ini, merupakan salah satu iktiar menyediakan referensi tentang sebuah peradaban yang pernah hadir di wilayah Nusantara ini, di mana dengan memahami keunggulan dan kelemahan peradaban Atlantis, kita dapat jadikan modal dasar untuk mengembangkan peradaban maju berbasis keunggulan budaya dan karakter bangsa Indonesia, Insya-Allah, Amin.”
]Prof.Dr. Abdul Hadi WM, budayawan, Sastrawan dan Penyair Sufi Nusantara yang juga dosen PMIAI Universitas Paramadina-ICAS Jakarta, mengungkapkan: “Buku ini mempunyai pandangan apokaliptik, sebagaimana beberapa buku lainnya. Dari pandangan apokaliptik itu kemudian dikembangkan menjadi pandangan sejarah. Di antara buku seperti ini, misalnya oleh Ibnu Khaldun, Hegel, Oswald Spengler dan Toynbee. Mengikuti jejak Ibn Khaldun dan Spengler, Toynbee melihat sejarah dalam perputaran musim. Suatu peradaban berkembang subur dan marak pada mula pertamanya, ibarat tetumbuhan di musim semi. Lalu datanglah musim panas, peradaban mulai kerontang. Kemudian disusul musim gugur, krisis dan kerontokan mulai mengancam peradaban, antara lain ini disebabkan oleh dekadensi moral dan dehumanisasi, sehingga akhirnya tiba masa kematiannya di musim dingin. Perputaran musim berikutnya terus bergulir, menanti fajar musim semi.”
JAKARTA – Piramida setinggi 20 meter ditemukan di Kabupaten Bandung. Piramida ini diduga sebagai peninggalan peradaban Atlantis di Indonesia. Benarkah Atlantis berada di wilayah Indonesia?
Peneliti Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Oki Oktariadi mengatakan, seorang profesor asal Brasil Aryso Santos mengatakan bahwa Atlantis yang hilang sebagaimana diceritakan ilmuwan asal Yunani Plato itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Pendapat itu muncul setelah Santos melakukan penelitian selama 30 tahun yang menghasilkan buku Atlantis, The Last Continent Finally Found,The Definitive Localization of Platos’s Lost Civilization.Dalam bukunya Santos menampilkan 33 perbandingan. “Seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam,gunung berapi, dan cara bertani. Akhirnya Santos menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Sundaland atau Indonesia bagian barat,” ujar Oki saat diwawancarai wartawan di Auditorium Universitas Paramadina, Jakarta, kemarin. Namun, dia mengajak semua pihak tidak terjebak dengan nama Sundaland. Pihaknya melihat, pemberian satu nama pada daerah tertentu itu ada alasannya.Secara sains, semua itu masih hipotesis.Kesulitan mengidentifikasi identitas Atlantis karena Indonesia merupakan daerah tropis. Untuk itu, penelitian harus dilakukan di daerah permukaan. Sekarang, kata dia, memang banyak yang sedang mengeksplorasi Pulau Jawa.Dia menyarankan para peneliti itu melakukannya 150 meter di bawah laut,khususnya di Selat Malaka dan Laut Jawa. Pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Effendi Ghazali, saat launching buku Peradaban Atlantis Nusantara di Universitas Paramadina, 28 Juli 2011,  menyampaikan, dugaan keberadaan Atlantis di Indonesia ini penting dan menantang. Ini mungkin bisa menelurkan gagasan yang belum dipahami saat ini. radi saputro
http://showbiz.vivanews.com/news/read/210471-d-cinnamons-siapkan–altantis–di-album-kedua

0

ISLAM MASUK KE NUSANTARA SAAT RASULULLAH SAW MASIH HIDUP

Islam masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke
14 Masehi. Teori masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat ini disebut
juga sebagai Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah yang
sampai sekarang masih menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari
tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas, bahkan di beberapa
perguruan tinggi.

Namun, tahukah Anda bahwa Teori Gujarat ini
berasal dari seorang orientalis asal Belanda yang seluruh hidupnya
didedikasikan untuk menghancurkan Islam?

Orientalis ini bernama
Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia mempelajari bahasa
Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan
mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya.

Menurut
sejumlah pakar sejarah dan juga arkeolog, jauh sebelum Nabi Muhammad
SAW menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang
Cina, Nusantara, dan Arab. Jalur perdagangan selatan ini sudah ramai
saat itu.

Mengutip buku Gerilya Salib di Serambi Makkah
(Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2006) yang banyak memaparkan
bukti-bukti sejarah soal masuknya Islam di Nusantara, Peter Bellwood,
Reader in Archaeology di Australia National University, telah melakukan
banyak penelitian arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara.

Bellwood
menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima
masehi, yang berarti Nabi Muhammad SAW belum lahir, beberapa jalur
perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara
dengan Cina. Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda perunggu
dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan Sumatera
dan di Jawa Timur membuktikan hal ini.

Dalam catatan kakinya
Bellwood menulis, “Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana
keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara. Selain itu, banyak barang
perunggu Cina, yang beberapa di antaranya mungkin bertarikh akhir masa
Dinasti Zhou (sebelum 221 SM), berada dalam koleksi pribadi di London.
Benda-benda ini dilaporkan berasal dari kuburan di Lumajang, Jawa Timur,
yang sudah sering dijarah…” Bellwood dengan ini hendak menyatakan bahwa
sebelum tahun 221 SM, para pedagang pribumi diketahui telah melakukan
hubungan dagang dengan para pedagang dari Cina.

Masih menurutnya,
perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama
pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan
adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab
kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di selatan Sumatera baru
didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters 1967; Hall 1967, 1985). Tapi
bisa saja terjadi, “kerajaan-kerajaan kecil” yang tersebar di beberapa
pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir ini tidak dijumpai
catatannya.

Di Jawa, masa sebelum masehi juga tidak ada catatan
tertulisnya. Pangeran Aji Saka sendiri baru “diketahui” memulai sistem
penulisan huruf Jawi kuno berdasarkan pada tipologi huruf Hindustan pada
masa antara 0 sampai 100 Masehi. Dalam periode ini di Kalimantan telah
berdiri Kerajaan Hindu Kutai dan Kerajaan Langasuka di Kedah, Malaya.
Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an Masehi. Di
Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 Masehi dan mencapai
kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Temuan G. R Tibbets
Adanya
jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan
Jawa—dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan
Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang
terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari
wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan
bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara
saat itu.

“Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah
menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke
negeri Cina sejak abad kelima Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta
perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.

Sebuah
dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat
tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah
Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah
Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab—di sebuah
pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim
yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya.

Di
perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah
melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi
perempuan-perempuan lokal secara damai. Mereka sudah beranak–pinak di
sana. Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat
pengajian al-Qur’an dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal
madrasah dan pesantren, umumnya juga merupakan tempat beribadah
(masjid).


Temuan ini
diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah
Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok
bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera.
Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah
pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA
juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para
pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika.

Pembalseman Firaun Ramses II Pakai Kapur Barus Dari Nusantara
Dari
berbagai literatur, diyakini bahwa kampung Islam di daerah pesisir
Barat Pulau Sumatera itu bernama Barus atau yang juga disebut Fansur.
Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara
kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Di zaman
Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun ketika Sriwijaya
mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus
pun masuk dalam wilayah Aceh.

Amat mungkin Barus merupakan kota
tertua di Indonesia mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya
Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh
literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China,
dan sebagainya.

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius
Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di
Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa
di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai
(Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.

Bahkan
dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari
kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat
pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun
sebelum Masehi!

Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi,
Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara
sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman
Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun
672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah
ada pada era itu.

Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole
Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan
peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu
Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus
telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa
seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau,
Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.

Tim tersebut menemukan banyak
benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini
menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur.

Di
Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang
Arab, Aceh, dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki
kedudukan baik dan pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun
pemerintah (Kerajaan Budha Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang
ikut berkuasa di sejumlah bandar. Mereka banyak yang bersahabat, juga
berkeluarga dengan raja, adipati, atau pembesar-pembesar Sriwijaya
lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja, adipati, atau
penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat yang
memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat
yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai (Rz/eramuslim)
Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam
(1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh
mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad
ke-7 M.

Setelah abad ke-7 M, Islam mulai berkembang di kawasan
ini, misal, menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977
M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah
mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (F.
Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and
Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal.
159).

Bukti lainnya, di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, sebuah
batu nisan kepunyaan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun
bertanggal tahun 1082 telah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa
Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M (S. Q. Fatini, Islam
Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39).

Dari
bukti-bukti di atas, dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk ke
Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat
dipaparkan sebagai berikut: Rasululah menerima wahyu pertama di tahun
610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama
tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara
diam-diam—periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama
tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari
Makkah ke seluruh Jazirah Arab.

Menurut literatur kuno Tiongkok,
sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir
Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah SAW
memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah
terdapat sebuah perkampungan Islam.

Selaras dengan zamannya, saat
itu umat Islam belum memiliki mushaf Al-Qur’an, karena mushaf Al-Qur’an
baru selesai dibukukan pada zaman Khalif Utsman bin Affan pada tahun 30
H atau 651 M. Naskah Qur’an pertama kali hanya dibuat tujuh buah yang
kemudian oleh Khalif Utsman dikirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum
Muslimin yang dipandang penting yakni (1) Makkah, (2) Damaskus, (3)
San’a di Yaman, (4) Bahrain, (5) Basrah, (6) Kuffah, dan (7) yang
terakhir dipegang sendiri oleh Khalif Utsman.

Naskah Qur’an yang
tujuh itu dibubuhi cap kekhalifahan dan menjadi dasar bagi semua pihak
yang berkeinginan menulis ulang. Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah
Utsman bin Affan itu masih bisa dijumpai dan tersimpan pada berbagai
museum dunia. Sebuah di antaranya tersimpan pada Museum di Tashkent,
Asia Tengah.

Mengingat bekas-bekas darah pada lembaran-lembaran
naskah tua itu maka pihak-pihak kepurbakalaan memastikan bahwa naskah
Qur’an itu merupakan al-Mushaf yang tengah dibaca Khalif Utsman sewaktu
mendadak kaum perusuh di Ibukota menyerbu gedung kediamannya dan
membunuh sang Khalifah.

Perjanjian Versailes (Versailes Treaty), yaitu perjanjian damai yang diikat pihak Sekutu dengan Jerman pada akhir Perang Dunia I, di dalam pasal 246 mencantumkan sebuah ketentuan mengenai naskah tua peninggalan Khalifah Ustman bin Affan itu yang berbunyi:
(246)

Di dalam tempo enam bulan sesudah Perjanjian sekarang ini memperoleh

kekuatannya, pihak Jerman menyerahkan kepada Yang Mulia Raja Hejaz

naskah asli Al-Qur’an dari masa Khalif Utsman, yang diangkut dari
Madinah oleh pembesar-pembesar Turki, dan menurut keterangan, telah
dihadiahkan kepada bekas Kaisar William II (Joesoef Sou’yb, Sejarah
Khulafaur Rasyidin, Bulan Bintang, cet. 1, 1979, hal. 390-391)
.
Sebab
itu, cara berdoa dan beribadah lainnya pada saat itu diyakini
berdasarkan ingatan para pedagang Arab Islam yang juga termasuk para
al-Huffadz atau penghapal al-Qur’an.

Menengok catatan sejarah,
pada seperempat abad ke-7 M, kerajaan Budha Sriwijaya tengah berkuasa
atas Sumatera. Untuk bisa mendirikan sebuah perkampungan yang berbeda
dari agama resmi kerajaan—perkampungan Arab Islam—tentu membutuhkan
waktu bertahun-tahun sebelum diizinkan penguasa atau raja. Harus
bersosialisasi dengan baik dulu kepada penguasa, hingga akrab dan
dipercaya oleh kalangan kerajaan maupun rakyat sekitar, menambah
populasi Muslim di wilayah yang sama yang berarti para pedagang Arab ini
melakukan pembauran dengan jalan menikahi perempuan-perempuan pribumi
dan memiliki anak, setelah semua syarat itu terpenuhi baru mereka—para
pedagang Arab Islam ini—bisa mendirikan sebuah kampung di mana
nilai-nilai Islam bisa hidup di bawah kekuasaan kerajaan Budha
Sriwijaya.

Perjalanan dari Sumatera sampai ke Makkah pada abad
itu, dengan mempergunakan kapal laut dan transit dulu di Tanjung
Comorin, India, konon memakan waktu dua setengah sampai hampir tiga
tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2, 5 tahun, maka yang didapat adalah
tahun 622 Masehi lebih enam bulan. Untuk melengkapi semua syarat
mendirikan sebuah perkampungan Islam seperti yang telah disinggung di
atas, setidaknya memerlukan waktu selama 5 hingga 10 tahun.

Jika
ini yang terjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula
membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi
pertama para shahabat Rasulullah, segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib
r. A..

Kenyataan inilah yang membuat sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara
sangat yakin bahwa Islam masuk ke Nusantara pada saat Rasulullah masih
hidup di Makkah dan Madinah. Bahkan Mansyur Suryanegara lebih berani
lagi dengan menegaskan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul,
saat masih memimpin kabilah dagang kepunyaan Khadijah ke Syam dan
dikenal sebagai seorang pemuda Arab yang berasal dari keluarga bangsawan
Quraisy yang jujur, rendah hati, amanah, kuat, dan cerdas, di sinilah
ia bertemu dengan para pedagang dari Nusantara yang juga telah
menjangkau negeri Syam untuk berniaga.


Sebab itu, ketika

Muhammad diangkat menjadi Rasul dan mendakwahkan Islam, maka para

pedagang di Nusantara sudah mengenal beliau dengan baik dan dengan cepat
dan tangan terbuka menerima dakwah beliau itu,” ujar Mansyur yakin.

Dalam
literatur kuno asal Tiongkok tersebut, orang-orang Arab disebut sebagai
orang-orang Ta Shih, sedang Amirul Mukminin disebut sebagai Tan mi mo
ni’. Disebutkan bahwa duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah, telah hadir
di Nusantara pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah dan menceritakan
bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dengan telah tiga kali
berganti kepemimpinan. Dengan demikian, duta Muslim itu datang ke
Nusantara di perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatera pada saat
kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Hanya berselang
duapuluh tahun setelah Rasulullah SAW wafat (632 M).

Catatan-catatan
kuno itu juga memaparkan bahwa para peziarah Budha dari Cina sering
menumpang kapal-kapal ekspedisi milik orang-orang Arab sejak menjelang
abad ke-7 Masehi untuk mengunjungi India dengan singgah di Malaka yang
menjadi wilayah kerajaan Budha Sriwijaya.
Gujarat Sekadar Tempat Singgah
Jelas,
Islam di Nusantara termasuk generasi Islam pertama. Inilah yang oleh
banyak sejarawan dikenal sebagai Teori Makkah. Jadi Islam di Nusantara
ini sebenarnya bukan berasal dari para pedagang India (Gujarat) atau
yang dikenal sebagai Teori Gujarat yang berasal dari Snouck Hurgronje,
karena para pedagang yang datang dari India, mereka ini sebenarnya
berasal dari Jazirah Arab, lalu dalam perjalanan melayari lautan menuju
Sumatera (Kutaraja atau Banda Aceh sekarang ini) mereka singgah dulu di
India yang daratannya merupakan sebuah tanjung besar (Tanjung Comorin)
yang menjorok ke tengah Samudera Hindia dan nyaris tepat berada di
tengah antara Jazirah Arab dengan Sumatera.

Bukalah atlas Asia
Selatan, kita akan bisa memahami mengapa para pedagang dari Jazirah Arab
menjadikan India sebagai tempat transit yang sangat strategis sebelum
meneruskan perjalanan ke Sumatera maupun yang meneruskan ekspedisi ke
Kanton di Cina. Setelah singgah di India beberapa lama, pedagang Arab
ini terus berlayar ke Banda Aceh, Barus, terus menyusuri pesisir Barat
Sumatera, atau juga ada yang ke Malaka dan terus ke berbagai pusat-pusat
perdagangan di daerah ini hingga pusat Kerajaan Budha Sriwijaya di
selatan Sumatera (sekitar Palembang), lalu mereka ada pula yang
melanjutkan ekspedisi ke Cina atau Jawa.

Disebabkan letaknya yang
sangat strategis, selain Barus, Banda Aceh ini telah dikenal sejak
zaman dahulu. Rute pelayaran perniagaan dari Makkah dan India menuju
Malaka, pertama-tama diyakini bersinggungan dahulu dengan Banda Aceh,
baru menyusuri pesisir barat Sumatera menuju Barus. Dengan demikian,
bukan hal yang aneh jika Banda Aceh inilah yang pertama kali disinari
cahaya Islam yang dibawa oleh para pedagang Arab. Sebab itu, Banda Aceh
sampai sekarang dikenal dengan sebutan Serambi Makkah

0

NASA Membenarkan Matahari Akan Terbit dari Barat

Kebenaran ajaran Islam terus-menerus dibuktikan oleh penemuan demi penemuan ilmu pengetahuan. 1.400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW sudah menyatakan dalam haditsnya bahwa kelak matahari akan terbit dari Barat sebagai bukti keagungan Allah SWT dan ciri-ciri kiamat sudah semakin dekat: ““Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).

Matahari terbit dari Barat akan terjadi selama satu hari saja, kemudian tertutuplah pintu taubat. Setelah itu, gerakan matahari pun akan kembali seperti sebelumnya terbit dari timur sampai terjadinya kiamat. Ini sesuai dan dibenarkan oleh peneliti NASA dalam artikelnya dibawah. Dari Ibn ‘Abbas, “Maka Ubai bin Ka’ab berkata: “Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia setelah itu?” Rasulullah menjawab: “Matahari akan tetap menyinarkan cahayanya dan akan terbit sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang akan menghadapi (tugas-tugas) dunia mereka, apabila kuda seorang laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak akan dapat menunggang kuda tersebut sampai terjadinya kiamat.” (Fathul Baari, Kitaburriqaq, Juz 11, Thulu’issyamsi Min Maghribiha).

_______________

MATAHARI TERBIT DARI BARAT DIBENARKAN ILMUWAN FISIKA DAN MASUK ISLAM

Ilmuwan Fisika Ukraina Masuk Islam Karena Membuktikan Kebenaran Al-qur’an Bahwa Putaran Poros Bumi Bisa Berbalik ArahDemitri Bolykov, sorang ahli fisika yang sangat menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islamannya adalah fisika. Sungguh suatu yang sangat ilmiah, bagaimanakah fisika bisa mendorang Demitri Bolyakov masuk Islam? Demitri mengatakan bahwa ia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, salah seorang pakar dalam bidang fisika.

Mereka sedang dalam penelitian terhadap sebuah sempel yang diuji di laboratorium untuk mempelajari sebuah teori moderen yang menjelaskan tentang perputaran bumi dan porosnya. Mereka berhasil menetapkan teori tersebut. Akan tetapi Dimetri mengetahui bahwasanya diriwayatkan dalam sebuah hadis dari nabi saw yang diketahui umat Islam, bahkan termasuk inti akidah mereka yang menguatkan keharusan teori tersebut ada, sesuai dengan hasil yang dicapainya. Demitri merasa yakin bahwa pengetahuan seperti ini, yang umurnya lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai sumber satu-satunya yang mungkin hanyalah pencipta alam semesta ini.

Teori yang dikemukan oleh Prof. Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menfsirakan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sempel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan , ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan “Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya insensitas daya matahari. Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun. Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat !!!

Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian. Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huarirah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima Taubatnya.” (dari kitab Islam wa Qishshah). (IslamIsLogic.wordpress.com )www.moeflich.wordpress.com/2012/05/24/subhanallaah-nasa-membenarkan-matahari-akan-terbit-dari-barat/

Artikel ini tidak meramalkan kapan terjadinya kiamat, tetapi membenarkan bahwa matahari akan terbit dari arah barat seperi yang pernah dikatakan nabi Sallallaahu'alaihi Wa Sallam.Dengan melalui penelitian yang membenarkan ucapan nabi Muhammad Sallallaahu'alaihi Wa Sallam bahwa matahari suatu saat akan terbit dari arah barat,,benar apa tidaknya artikel ini hanya Allah yang mengetahui.Agar kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Semoga bermanfaatSilahkan dishare atau disebarkan jika artikel ini bermanfaat

0

TEKNOLOGI KAPAL UDARA NABI SULAIMAN

Dari buku Dead Men's Secret nya Jonathan Gray
(http://www.mediafire.com/?36xbzbw87n3z2eu)


ETHIOPIA58 (W): Familiar to us all is the Bible story of the visit to
King Solomonby a queen from the south.Now comes the discovery of the
Ethiopian epic Kebra Nagast (c. 850B.C.), which tells the story from the
other side. It records that KingSolomon of Israel lavished on a
visiting Ethiopian queen enormous richesand gifts…and a vessel wherein
one could traverse the air.” Carrying acargo of animals as well as men,
via Egypt, it “travelled in one day adistance which (usually) took three
months to traverse.”


INDIA59 (O): In Srinagar, India, is a mountain called Tahkti
Suleiman(“Solomon’s Mountain”).Very strange that a mountain in India’s
highlands should be named aftera Hebrew king—except that Mohammedan
tradition declares King Solomonflew there in a flying machine and
arranged for the construction of the temple on the summit.


Perhatikan statement :" It records that KingSolomon of Israel
lavished on a visiting Ethiopian queen enormous riches and gifts…and a
vessel wherein one could traverse the air.” Carrying a cargo of animals
as well as men, via Egypt, it “travelled in one day a distance which
(usually) took three months to traverse.”Nabi Sulaiman AS mempunyai
kapal yang bisa berjalan di udara, bisa mengangkut binatang2 dan juga
manusia2 ... menempuh perjalanan yang biasanya ditempuh dalam 3 bulan
menjadi hanya 1 hari ... ini pasti bukan permadani terbang :) ....
cerita ini diambil dari legenda Ethiopia ...

Logikanya begini menurut pendapat pribadi saya kemampuan menaklukkan
jin itu dipunyai Nabi Sulaiman AS karena beliau mempunyai ilmu
pengetahuan dan teknologi .... termasuk juga teknologi telepathy yang
memungkinkan beliau berkomunikasi dengan binatang ....

0

NASKAH PENINGGALAN DAN NASKAH KUNO YANG MENCERITAKAN PERADABAN SUNDA KLASIK

A. PENINGGALAN SUNDA KLASIK

1. Carita Parahiyangan

Carita Parahiyangan merupakan suatu naskah Sunda kuno yang berbahasa Sunda kuno, yang dibuat pada akhir abad ke-16 M, yang menceritakan sejarah tanah sunda, mengenai kerajaan Sunda, yaitu isatana (keraton) galuh dan istana (keraton) pakuan. Naskah ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
Naskah Carita Parahiyangan terdiri dari 47 lembar daun lontar ukuran 21 x 3 cm, yang tiap lembarnya berisi 4 baris. Huruf yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah aksara Sunda kuno.
Naskah ini pertama kali diteliti oleh K.F. Holle, kemudian C.M Pleyte. Naskah ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Purbacaraka sebagai tambahan laporan mengenai u Tulis dibogor, dan selanjutnya oleh beberapa sarjana sunda.
Naskah Carita Parahiyangan ini menceritakan sejarah sunda dari awal kerajaan Galuh pada zaman Wretikandayun sampai runtuhnya Pakuan Pajajaran (ibukota kerajaan Sunda) akibat serangan kesultanan Banten, Cirebon dan Demak.
Naskah parahiyangan ini banyak sekali menyebut nama tempat yang merupakan kekuasaan kerajaan Sunda. Nama-nama tempat ini ada yang tetap hingga kini.


2. Naskah Bujangga Manik

Naskah Bujangga Manik adalah naskah primer, yang merupakan peninggalan dari naskah berbahasa Sunda yang sangat berharga. Naskah ini ditulis dalam daun nipah, dalam puisi naratif berupa lirik yang terdiri dari 8 suku kata. Naskah ini seluruhnya terdiri dari 29 daun nipah, yang masing-masing berisi 56 baris kalimat yang terdiri dari 8 suku kata.
Yang menjadi tokoh dan yang menulis naskah ini adalah Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik, seorang resi Hindu dari kerajaan Sunda. Walaupaun ia seorang prabu (keluarga raja/ bangsawan) dari keraton Pakuan Pajajaran, ia lebih suka menjalani hidup sebagai seorang resi.
Bujangga Manik melakukan perjalanan 2 kali ke negeri Jawa. Pada perjalanan kedua, ia singgah di Bali untuk beberapa lama serta ke pulau Sumatra dan akhirnya ia bertapa di sekitar gunung Patuha sampai ia meninggal.
Bujangga Manik dalam naskah ini menyebut negri Majapahit, Malaka, dan Demak, hal ini dapat diperkirakan bahwa naskah ini ditulis pada akhir abad ke14 M, atau awal abad ke15 M.
Naskah ini sangat berharga karena menggambarkan topografi pulau jawa pada awal abad ke15 M. Lebih dari 400 nama tempat tinggal dan sungai disebut dalam naskah ini dan berbagai nama tempat yang masih digunakan hingga kini.
Naskah ini sekarang tersimpan di perpustakaan Bodleian, di Oxford sejak tahun 1627 M.


3. Amanat Galunggung

Amanat Galunggung adalah nama yang diberikan untuk sekumpulan naskah yang ditemukan di kabuyutan ciburuy, kabupaten Garut, dan merupakan salah satu naskah tertua di Nusantara.
Naskah ini ditulis pada abad 15 M pada daun lontar dan daun nipah, menggunakan bahasa dan aksara Sunda kuno. Naskah ini berisi nasehat mengenai etika dan budi pekerti Sunda, yang disampaikan Rakeyan Darmasiksa, raja Sunda ke-25, penguasa Galunggung, kepada putranya, Ragasuci (sang Lumahing Taman).
Diantara isi dari naskah Amanat galunggung, adalah:
· Harus dijaga kemungkinan orang asing dapat merebut tanah kabuyutan (tanah yang disakralkan).
· Barangsiapa yang dapat mendudukan Galunggung sebagai tanah yang disakralkan akan memperoleh kesaktian, unggul perangt, berjaya dan mewariskan kekayaan sampai turun temurun.
· Lebi berharga kulit lasun (musang) yang berada di tempat sampah daripada putra raja yang tidak mampu mempertahankan tanah airnya.
· Jangan memarahi orang yang tidak bersalah.
· Jangan tidak berbakti kepada leluhur yang telah mampu mempertahankan tanah air pada zamannya.


*) Nama “Amanat Galunggung” berasal dari filolog Saleh Danasasmita, yang turut mengjkaji naskah tersebut, kemudian turut mengompilasikan hasil kajiannya dalam “Sewaka Darma, SanghyangSiskandang Karesian, Amanat Galunggung.” (1987)

**) Di Kabuyutan Ciburuy Garut, hingga kini orang menyimpan naskah-naskah kuno, salah satunya yang ditemukan di kabuyutan itu, sebelum disimpan di perpustakaan nasional, Jakarta, adalah “Amanat Galunggung.”


4. Sanghiyang Siksa Kandang Karesian (1518 M)
Naskah ini ditulis pada tahun 1440 saka atau 1518 M, dalam bahasa Sunda kuno, yang ditulis dalam daun nipah. Naskah ini oleh sebagaian ahli dianggap sebagai pustaka ensiklopedik, yang sekarang tersimpan di Perpustakaan Nasional, kropak 630).
Isi naskah ini dibagi 2 bagian. Yang pertama disebut dasakreta selaku ”kundangeun urang rea” (ajaran akhlak untuk semua orang). Sedang yang kedua disebut darma pitutur, yang berisi ilmu pengetahuan (bahasa sunda = pangaweruh) yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar hidup berguna di dunia.
Meskipun dalam naskah ini berjudul karesian, isinya tidak hanya berkenaan dengan kaum agama, tetapi banyak bertalian dengan kehidupan menurut ajaran darma. Dan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan ada dalam darma pitutur, seperti apa yang diungkapkan dalam pengantarnya:
” Kitu keh urang janma ini lamun dek nyaho dipuhun suka lawan enak ma ingetkeun saur sang darma pitutur...., kalinganya, kita jarang dek ceta, ulah salah geusan nanya.”


5. Carita Purnawijaya
Carita Purnawijaya merupakan karya sastra Sunda yang menceritakan tentang perjalanan Purnawijaya ke Neraka.
Purnawijaya adalah yaksa (buta) yang mendapat pengajaran dari sang dewa utama mengenai bertingkah laku jahat. Setelah itu Purnawijaya diajak melihat neraka sehingga mengetahui siksa yang akan dijalani oleh manusia yang banyak dosa.
Naskah ini disimpan di Perpusnas (2 karopak 413 dan 423) menggunakan bahasa Sunda kuno dan tulisan Sunda kuno, yang diukir dalam daun palm, dan dibuat kirakira pada abad ke17 M. Naskah yang di karopak 423 ada 39 lembar.


6. Carita Ratu Pakuan
Suatu naskah yang berbentuk pantun yang di tulis oleh pujangga yang bernama Kairaga, dari gunung Srimanganti, Cikuray. Naskah ini diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-17 M atau awal abad 18 M dalam bahasa Sunda, yang dapat ditemukan pada Karopak 410.
Naskah ini menceritakan dengan indah tentang kepindahan ratu Ambetkasih, istri Sribaduga maharaja Jayadewata dan selirnya, dari istana Galuh ke istana Pakuan.



B. NASKAH SETELAH ABAD KE-17 M (DI ERA ISLAM)

1. Naskah Wangsakerta

Naskah Wangsakerta merupakan hasil pertemuan para ahli sejarah dari hampir 90 daerah di Nusantara yang berlangsung pada tahun 1677 sampai dengan 1698 M di keraton Kasepuhan Cirebon.
Naskah Wangsakerta adalah suatu istilah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh timnya. Naskah ini ditemukan awal tahun 1970 M, selain menimbulkan kekaguman karena kelengkapannya, juga menimbulkan kontroversi dan keraguan. Para ahli sejarah banyak yang meragukan karena alasan: isinya terlalu histories (tidak umum sebagaimana naskah-naskah sezamannya), dan isinya cocok dengan naskah-naskah barat, dan mungkin tidak dibuat pada abad ke-17 M, disamping keadaan fisik naskah (kertas, tinta dan bangun aksara / huruf) yang kasar, tidak seperti naskah lama pada umumnya.
Pangeran Wangsakerta memenuhi permintaan ayahnya, Panembahan Girilaya, dari kesultanan Cirebon, agar sang pangeran menulis kisahkisah kerajaan Nusantara. Kemudian panitia dibentuk untuk mengadakan suatu gotrasawala (symposium / seminar) diantara para ahli sejarah di Nusantara, yang hasilnya kemudian ditulis menjadi naskah-naskah yang sekarang dikenal dengan Naskah Wangsakerta. Gotrasawala ini berlangsung tahun 1599 saka (atau 1677 M), dan penyusunan naskah ini menghabiskan waktu 21 tahun (selesai pada 1620 saka / 1698 M).
Hurup yang digunakan dalam naskah ini adalah hurup kawi dengan bahasa yang disebut jawa tengahan, tetapi menurut wangsakereta sendiri disebut Purwa Jawa (Jawa Kuno).
Di Perpustakaan kesultanan Cirebon mengoleksi 1703 judul naskah dan 1213 diantaranya berupa karya pangeran Wangsakerta dan timnya, mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara. Ada 47 jilid yang merupakan gabungan dari sejarah berbagai daerah, yaitu:
· Pustaka Rajya Rajya I Bhumi Nusantara, 25 jilid (sarga). Pustaka Rajya Rajya I Bhumi Nusantara ini dibagi dalam 5 parwa (bab) yang masing-masing mempunyai judul tersendiri:
1. Pustaka Kathosana Rajya Rajya I Bhumi Nusantara
2. Pustaka Rajyawarnana Rajya Rajya I Bhumi Nusantara
3. Pustaka Kertajaya Rajya Rajya I Bhumi Nusantara
4. Pustaka Rajakawasa Rajya Rajya I Bhumi Nusantara
5. Pustaka Nanaprakara Rajya Rajya I Bhumi Nusantara
· Pustaka Pararatwan, 10 jilid.
· Pustaka Nagara Kretabhumi, 12 jilid.
Naskah Wangsakerta kini tersimpan di Museum Sribaduga Maharaja, Bandung.


2. Babad Pajajaran

Babad Pajajaran ditulis di Sumedang pada tahun 1816 M, pada masa Pangeran Kornel.


3. Carita Purwaka Caruban Nagari

Naskah ini ditulis sekitar tahun 1720-an oleh Pangeran Arya dari Cirebon.

4. Carita Waruga Guru

Carita Waruga guru adalah suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada tahun 1750-an.


5. Kitab Waruga jagat
Suatu naskah yang berasal dari Sumedang


6. Pancakaki Masalah Karuhun Kabeh,
Berasal dari Ciamis yang ditulis pada abad ke 18 M, dalam bahasa Jawa dan huruf Arab Pegon.



C. NASKAH KARYA ORANG LUAR, YANG BANYAK MENCERITAKAN TENTANG SEJARAH SUNDA KLASIK


1. Kidung Sunda / Kidung Sundayana

Kidung Sunda adalah sebuah tulisan / naskah dalam bahasa Jawa pertengahan yang berbentuk syair (tembang), yang kemungkinan berasal dari Bali. Dalam kidung ini diceritakan tentang kisah pencarian seorang permaisuri Hayam Wuruk dari Majapahit, dan tragedi perang bubat yang memilukan.
Kidung Sunda adalah sumber tertulis yang paling terinci dan paling penting dalam mengupas tentang peristiwa Bubat yang memilukan dan memalukan. Sebagai naskah kuno yang terdapat di Bali, Kidung Sunda memberikan yang relative adil dalam mengupas tragedy berdarah di bubat, penghianatan Gajah Mada dan kepahlawanan Sunda yang tanpa pantang menyerah.
Dari kisahnya, dengan gaya bahasanya yang lugas dan lancar, tidak berbelit-belit seperti karya-karya sastra, mengindikasikan adanya factor kebenaran, disamping ditulis oleh orang Bali yang relative independen dalam menganalisa kisah ini.
Kisah dalam Kidung Sunda memadukan unsur-unsur romantis dan dramatis yang memikat. Dengan penggunaan gaya bahasa yang hidup, para protagonis cerita ini bisa hidup. Dalam kisah ini, Kidung Sunda menceritakan Patih Anepaken, Patih Sunda yang begitu tegas dan tidak takut sedikitpun dalam menghadapi tentara Majapahit, meskipun hanya membawa perlengkapan seadanya, karena hanya mengantar penganten, dan dia tetap lantang meskipun berada di sarang / daerah Majapahit.
Kemudian cerita yang dikisahkan dalam Kidung Sunda juga bisa dikatakan logis dan masuk akal. Hal ini mengindikasikan bahwa peristiwa ini benar-benar terjadi. Karena penulis dari kisah ini cenderung lebih berpihak pada orang Sunda, maka Kidung Sunda jarang ditampilkan dalam buku-buku sejarah.

2. Summa Oriental

Summa Oriental merupakan karya Tome Peres, duta besar asal Portugis di Kerajaan Sunda. Ia banyak bercerita tentang kebesaran kerajaan Sunda di era Sri Baduga Maharaja Jayadewata (Prabu Siliwangi), yang ditulis sekitar tahun 1513 M. Dalam buku ini ia banyak menceritakan tentang keadaan kerajaan Sunda di era Sri Baduga Maharaja Jayadewata.
http://sundasiabah.blogspot.com/2011/08/naskah-peninggalan-dan-naskah-kuno-yang.html
https://www.facebook.com/groups/kikabayan/doc/357332244312788/
http://www.kalangsunda.net/apps/forums/topics/show/7551562-naskah-peninggalan-dan-naskah-kuno-yang-menceritakan-peradaban-sunda-klasik